MATARAM — Perhelatan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) NTB yang sedianya direncanakan berlangsung akhir tahun 2022 ini, akhirnya resmi ditunda hingga tahun 2023 mendatang.
Ini terjadi setelah sebagian besar KONI Kabupaten/Kota bersepakat belum siap, karena terkendala anggaran di masing-masing daerahnya.
Tercatat hanya dua daerah kabupaten/kota saja yang siap, yakni KONI Kota Mataram dan KONI Kabupaten Sumbawa Barat.
Ketua Umum KONI NTB, Mori Hanafi mengatakan Gubernur NTB Zulkieflimansyah sejatinya mendukung pelaksanaan Porprov NTB dilaksanakan akhir tahun ini. Hanya saja yang menjadi kendala kesiapan anggaran KONI kabupaten dan kota yang sepenuhnya belum siap.
Dari 10 KONI, hanya dua KONI kabupaten dan kota yang siap, yakni Kota Mataram dan Sumbawa Barat. “Pemprov NTB sebenarnya sangat mendukung. Tapi sebagian besar Kabupaten/kota belum siap,” bebernya, Selasa (30/8).
Dikatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan sejumlah kepala daerah di kabupaten dan kota, terkait pelaksanaan Porprov NTB. Namun sebagian Pemda kabupaten dan kota ternyata belum memiliki anggaran yang cukup untuk mengikuti Porprov NTB.
Akibatnya, apabila kabupaten dan kota tidak siap mengikuti Porprov NTB 2022, kemungkinan besar Porprov NTB akan diundur hingga akhir Februari 2023.
Hal itu dilakukan agar Porprov NTB dapat diikuti oleh semua kontingen 10 kabupaten dan kota di NTB. “Kita ingin semuanya berjalan maksimal, makanya kita tetap berjuang bersama,” lanjutnya.
Sementara Ketua Komisi V DPRD NTB, Lalu Hadrian Irfani mengungkapkan, berdasarkan laporan dari KONI NTB, bahwa KONI kabupaten dan kota belum siap. Sementara di Badan Anggaran (Banggar) DPRD NTB juga tidak ada anggaran. “Atas dasar itu juga kami sepakat Porprov NTB ditunda hingga 2023,” katanya.
Disampaikan, bahwa Banggar DPRD NTB mengakui tak ada anggaran jika dilaksanakan bulan November ini. Alasan ditunda karena berdasarkan laporan KONI dari 10 kabupaten dan kota, baru dua kabupaten dan kota saja yang siap, yakni Kota Mataram dan Kabupaten Sumbawa Barat.
“Artinya tidak ada kesiapan dari sisi peserta. Yang kedua, anggaran kita sesungguhnya juga tidak ada. KONI NTB minta Rp 10 miliar, tapi tidak ada,” tutupnya. (rie)
