Tarif Penyeberangan Bangsal – Tiga Gili Diusulkan Naik

Illustrasi Gili Matra
Illustrasi Gili Matra

TANJUNG – Pelaku usaha penyeberangan di Pelabuhan Bangsal Tanjung, Lombok Utara berencana menaikkan tarif penyebarangan publik boat dari Bangsal ke Gili Trawangan, Meno dan Air (Tramena). Kenaikan tariff itu imbas dari adanya kenaikan harga BBM beberapa waktu lalu yang cukup tinggi.

Sekretaris Koperasi Karya Bahari Muludin mengatakan pihaknya telah mengajukan penyesuaian tarif penyebarangan publik boat ke Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Lombok Utara pekan lalu. Dan saat ini pihaknya tengah menunggu keputusan Pemkab KLU.

“Belum menaikkan tarif penyeberangan, tapi kita sudah mengajukan usulan kenaikan tarif ke Dinas Perhubungan KLU sekitar 1 pekan lalu. Kenaikan tarif tentu sesuai ketentuan yang ada di pemerintah,” kata Muludin, kemarin.

Sembari menunggu persetujuan dari Pemkab KLU, tarif penyeberangan yang dipatok saat ini, masih menggunakan harga yang lama, yakni tarif Bangsal- Gili Trawangan Rp 20 ribu sekali rate. Kemudian Tarif Bangsal- Gili Meno dan Bangsal-Gili Air masing-masing Rp 18 ribu dan Rp 16 ribu.

Baca Juga :  Invoice Palsu Dewan Harus Diusut

“Sudah kita usulkan ke Gili Air Rp 20 ribu, Gili Meno Rp 22 ribu, dan Gili Trawangan Rp 25 ribu,” sebutnya.

Berbeda dengan pelaku usaha privat seperti fast boat, diakui Muludin pihak koperasi tidak bisa langsung menyesuikan tarif penyeberangan, begitu harga BBM naik hingga 40 persen. Karana publik boat merupakan fasilitas public, sehingga kewenangan sepenuhnya berada pada Pemerintah Kabupaten KLU.

“Kami masih dengan harga lama, sebelum ada delegasi dari pemerintah daerah,” ucapnya.

Kendati demikian, Muludin mengaku jika pihaknya tetao mempertimbangkan kondisi konsumen. Ia menilai kenaikan tarif penyeberangan bisa memberatkan pengguna boat. Pasalnya, penumpang tidak hanya wisatawan, tetapi juga masyarakat yang kebetulan pulang pergi untuk bekerja.

“Karena yang kita angkut ini semata-mata orang yang pulang pergi bekerja di sana. Kalau tamu langsung banyak itu dari Bali ke Gili. Wisatawan agak kurang dari Pelabuhan Bangsal,” terangnya.

Baca Juga :  FKKD NTB Tolak Perpres 104

Dijelaskan Muludin kondisi perekonomian di Bangsal tergantung dengan bagaimana keadaan di Tiga Gili. Jika Tiga Gili sudah menggeliat, maka di Bangsal pun ikut menggeliat. Hanya saja kondisi saat ini tidak banyak wisatawan yang dapat diangkut, lantaran banyak wisatawan dari Bali langsung menuju tiga Gili.

“Kita lihat situasi persaingan dulu. Jadi tidak semata-mata memikirkan kenaikan BBM dan tarif penyebrangan naik. Kita lihat perkembangan dulu,baru bisa menaikkan tarif,” jelasnya.

Ia menambahkan, lebih dari setengah jumlah publik boat beroperasi, karena jumlah tamu yang berkunjung ke tiga Gili belum normal, seperti sebelum pandemi Covid -19. Sebenarnya jumlah publik boat yang beroperasi melayani tiga Gili ada 52 unit, tetapi yang beroperasi baru 45 persen, sisanya masih menganggur.

“Boat yang beroperasi pun tidak seluruhnya, karena penumpang atau wisatawan ke Gili melalui pelabuhan Bangsal berkurang,” tutupnya. (cr-rat)

Komentar Anda