MATARAM – Desakan pembentukan Provinsi Pulau Sumbawa (PPS) yang digaungkan sejumlah Anggota DPRD NTB dari Dapil V (Sumbawa dan KSB), ditanggapi dengan nada realistis oleh Anggota DPRD NTB Dapil VI (Bima, Dompu, Kota Bima), Muhammad Aminurlah.
Politisi PAN itu menyatakan mendukung perjuangan pembentukan PPS. Namun, ia meragukan perjuangan itu bisa berjalan mulus tanpa keberadaan tokoh sentral yang siap berkorban secara materi dan finansial. “Kita tetap dukung perjuangan teman-teman. Tapi perjuangan ini butuh tokoh sentral, semacam bapak asuh,” ujar Aminurlah, kemarin.
Menurutnya, tokoh sentral tersebut harus memiliki kapasitas untuk menjadi penopang utama, baik secara pemikiran maupun pendanaan. Sebab, proses menuju Daerah Otonomi Baru (DOB) tidak mudah dan memerlukan lobi politik yang kuat hingga ke pusat. “Paling tidak harus ada 100 orang yang setiap hari ‘mengepung’ Komisi II DPR RI agar aspirasi ini bisa diakomodir. Ini bukan sekadar makan di warung, tapi perjuangan serius di pusat,” katanya.
Aji Maman, sapaan akrabnya, menyebut bahwa peran bapak asuh sangat vital sebagai payung dan penyokong perjuangan tersebut. Ia juga menyinggung nama Fahri Hamzah, tokoh nasional asal Pulau Sumbawa, yang dinilai belum memberikan kontribusi nyata terhadap PPS. “Saat jadi Wakil Ketua DPR saja, saya tidak melihat Fahri mampu mendorong PPS,” cetusnya.
Ia menilai, perjuangan membentuk provinsi baru tidak cukup dengan retorika, tapi harus ada kemampuan mengakomodasi dan menyatukan semua kekuatan yang ada.
Aminurlah menyarankan, langkah awal yang harus dilakukan adalah mencari sosok tokoh sentral yang mau mengorbankan finansial, tenaga, dan pikiran demi kepentingan masyarakat Pulau Sumbawa. “Kalau tidak ada tokoh sentral, maka pembentukan PPS ini akan berat secara politik,” tandasnya. (yan)