Tanpa Pelesiran Tetap Bahagia Meski Renang di Air Kotor

Habiskan Waktu Libur Panjang Sekolah di Muara Penyambuan
MANDI : Anak-anak pesisir yang menghabiskan masa libur panjang sekolah mandi di Muara kotor. (HERY MAHARDIKA/RADAR LOMBOK)

Mengisi waktu libur panjang sekolah menjadi hal yang menyenangkan bagi anak-anak untuk bermain dengan keluarga maupun teman sebaya. Pergi ke tempat wisata untuk bertamasya menjadi sesuatu yang banyak dilakukan dan diidamkan anak-anak. Namun, anak-anak di pesisir Penyambuan Desa Jenggala Kecamatan Tanjung lebih memilih mandi di muara kotor.


HERY MAHARDIKA – RADAR LOMBOK


MINGGU siang kemarin, saat memantau keadaan air laut di Penyambuan, tiba-tiba banyak anak-anak datang berlarian sambil membuka baju yang dikenakan dan langsung menceburkan diri ke dalam air. Cukup kaget rasanya dengan anak-anak yang mengaku berasal dari pesisir Penyambuan Desa Jenggala Kecamatan Tanjung tanpa menggunakan baju bermain di air Muara Penyambuan. Nampak raut wajah mereka yang ceria menikmati mandi bersama teman. Mereka berenang di sekitaran muara dan melompat dari atas kapal milik nelayan yang terparkir disana. wajah-wajah polos dan tegar membuat suasana mendung dan angin deras tidak mereka khawatirkan.

Baca Juga :  PHRI NTB Optimis Target Kunjungan 4 Juta Wisatawan Tercapai

Menghabiskan waktu dengan mandi di Muara kotor nampaknya sudah menjadi hal biasa bagi anak-anak pesisir. Karena diangga sebagai hal yang menyenangkan bisa menghabiskan masa liburan panjang dengan teman sebayanya. Keceriaan anak-anak pesisir terpancar meski harus bertaruh dengan kesehatan, karena Muara yang kotor ini berpotensi menyebabkan penyakit. “Setiap hari kami kesini (Muara) selama liburan,” ujar salah satu anak bernama Hakim dengan tersenyum bahagia kepada wartawan koran ini.

Hakim bersama teman-teman sebayanya tidak merasa takut adanya binatang liar seperti ular, kodok, lintah, dan binatang sejenisnya. Walau Hakim sendiri mengakui memang ada banyak ular di pohon-pohon kecil yang ada di Muara tersebut. “Ya ada ular tapi disana,” ungkap Hakim sambil menunjuk pohon-pohon rindang disebelah muara.

Mengingat aliran air Muara Penyambuan yang bercampur air kali, air irigasi dan air laut menjadi satu, sehingga di Muara ini juga dijadikan sebagai tempat bermuaranya sampah, kotoran sapi, dan rerumputan liar. Inilah yang menyebabkan Muara ini berbau dan mengancam kesehatan anak-anak yang mandi. “Saya tidak merasa gatal-gatal mandi disini,” ucap Diki anak lainnya.

Baca Juga :  Mobil Produksi Lama, Acap Kali Bikin Istri dan Anak Cemburu

Selain itu, anak-anak yang masih duduk di bangku dasar ini pergi dan mandi di Muara dengan kedalaman sekitar 1,5 meter, tanpa adanya pengawasan orangtua. “kita kan rumahnya disekitaran sini, jadi sudah terbiasa kesini sendiri” jawab Diki diikuti teman-temannya. Rasa takut yang mereka miliki, seolah terkubur dalam-dalam hanya untuk mencari hiburan disela libur panjang sekolahnya. “sebenarnya kami takut juga pak, tapi apa boleh buat tidak ada permainan lain selain mandi disini” tambahnya.

Di sisi lain, Kabupaten Lombok Utara juga belum memiliki tempat bermain anak-anak yang disiapkan pemerintah daerah, sehingga masa liburan mereka habiskan di pesisir. (**)

Komentar Anda