TANJUNG – Danny Karter Febrianto angkat bicara terkait dukungan Gerindra yang dialihkan ke pasangan calon lain, bukan kepada dirinya selaku kader.
Menurut Danny, dukungan kepada Najmul Akhyar-Kusmalahadi Syamsuri itu merupakan hak prerogatif DPP Gerindra. “Saya sebagai ketua DPC (Gerindra Lombok Utara) tentu sangat menghargai apa yang dilakukan oleh kawan-kawan DPD dan DPP,” ungkapnya, Senin (26/8).
Meski begitu Danny mencoba meluruskan pernyataan Sekretaris DPD Gerindra NTB Nauvar Furqony Farinduan yang menyebutkan bahwa alasan Gerindra tidak memberikan SK B1 KWK kepada dirinya karena tidak menaati keputusan partai.
Menurutnya, selama ini ia selalu taat pada penugasan yang diberikan. Khususnya setelah menerima surat tugas dari Sekjen Gerindra Ahmad Muzani di Hotel Pullman Mandalika, Lombok Tengah, Rabu (17/7) itu. Pada surat tersebut, DPP menugaskan dirinya berkoordinasi dengan pengurus DPD, DPC, PAC dan pimpinan ranting Gerindra untuk menyusun dan melaksanakan kerja pemenangan di wilayah penugasan.
Kemudian melaksanakan kerja terukur untuk meningkatan popularitas dan elektabilitas. Serta melengkapi partai koalisi untuk memenuhi persyaratan minimal 20 persen kursi DPRD. Melengkapi pasangan bakal calon yang dapat menunjang pemenangan. Kemudian bersedia menaati manifesto perjuangan, AD/ART, dan arahan partai. “Poin-poin pada surat tugas sudah kita laksanakan semua,” ucapnya.
Selain menjalankan perintah dalam surat tugas, Danny juga mengaku tetap menjalankan tugas lainnya sejak menjabat sebagai ketua DPC. Pada pileg lalu, ia berhasil mempertahankan 5 kursi Gerindra di DPRD KLU dan juga memenangkan presiden dan wakil presiden dari Gerindra di KLU. “Jika saya dikatakan tidak menaati perintah partai maka perintah mana yang tidak saya jalankan?” tanyanya balik.
Sampai saat ini kata pria kelahiran Bayan ini, ia belum menerima pemberitahuan dari DPD hingga DPP terkait alasan tidak didukung oleh Gerindra. Begitu juga soal pemecatan dirinya sebagai Ketua DPC Gerindra KLU. “Jadi yang bisa menjelaskan soal ini adalah kawan-kawan di DPD,” ucapnya.
Ditanya apakah dirinya kecewa dengan sikap partainya sendiri? Danny mengaku kekecewaan itu pasti ada. Terlebih ia sudah berkontribusi untuk partai terutama saat Pemilu 2024. Namun ia tidak ingin larut dalam kekecewaan. Danny menyadari bahwa setiap jabatan pasti ada ujungnya.
Ia juga berkomitmen bahwa kejadian ini akan dijadikan sebagai pelecut semangat masyarakat bagaimana memperkuat barisan di bawah untuk bertarung di Pilkada November 2024.
Kendati tidak didukung Gerindra, ia tetap yakin maju sebagai Calon Bupati KLU berdampingan dengan Zaky Abdillah. Saat ini ada tiga partai pengusung yang sudah memberikan SK model B1 KWK. Yakni PDIP dengan 3 kursi, PKS dengan 2 kursi dan NasDem dengan 1 kursi. Kemudian ada juga PAN yang masih ditunggu SK B1 KWK-nya. “Mohon doanya, insyallah pada hari Kamis (29/8) kami akan berpasangan dengan TGH Zaky Abdillah untuk mendaftarkan diri ke KPU,” tutupnya. (der)