Tangkal TKI Ilegal, Pemprov akan Gandeng Kepri

Ilustrasi

MATARAM – Wakil Gubernur NTB H Muhammad Amin sangat prihatin dengan tragedi tenggelamnya kapal TKI  di sekitar perairan Malaysia yang telah merenggut korban jiwa. Apalagi orang yang mengirim kapal tersebut berasal dari pulau Lombok sendiri.

Dikatakan Amin, pada November 2016 lalu puluhan TKI asal NTB juga menjadi korban tewas kapal tenggelam. Lokasinya berada di perairan Batam saat akan pulang dari Malaysia. “Ini kan ilegal, selalu lewat Batam saja. Makanya kita harus ada MoU dengan Pemprov Kepulauan Riau untuk atasi masalah ini,” katanya kepada Radar Lombok, Rabu kemarin (25/1).

Menurutnya, menangkal  TKI ilegal tidak cukup hanya dilakukan di hulu saja. Sementara akses atau jalur tikus yang sering digunakan beroperasi bebas. Hal inilah yang belum terpikirkan selama ini oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transimigrasi (Disnakertrans).

[postingan number=3 tag=”tki”]

Oleh karena itu, dirinya telah berkomitmen untuk segera membangun komunikasi dengan Pemprov  Kepulauan Riau. Jalur-jalur tikus harus ditutup karena lebih banyak mudharatnya. Kerja sama lintas provinsi ini tentunya akan dituangkan dalam bentuk Memorandum of Understanding (MoU). “Ini salah satu cara memutus mata rantai TKI ilegal,” sebutnya.

Baca Juga :  Ratusan ASN akan Pensiun Tahun Ini

Amin juga telah menerima informasi jika sponsor kapal tenggelam merupakan orang NTB. Politisi partai Nasdem ini yakin, pelaku sudah seringkali membawa TKI ilegal ke negara Malaysia. “Semua ini sindikat, mafia. Mereka mengeksploitasi masyarakatnya sendiri demi uang,” ungkap Amin.

Meskipun tidak mengharapkan terjadi, namun Amin memprediksi ada korban kapal tenggelam dari NTB. Mengingat, NTB juga merupakan kantong TKI selama ini. “Orang luar NTB saja mereka angkut, apalagi orang kita disini. Sudah cukup lah ada kapal TKI yang tenggelam, makanya semua jalur-jalur tikus harus ditutup,” ujarnya.

Disnakertrans juga diminta untuk lebih meningkatkan upaya penyadaran terhadap masyarakat. Edukasi bahayanya menjadi TKI ilegal masih harus diperkuat. Keterlibatan pemerintah kabupaten/kota juga sangat penting dalam menangkal TKI ilegal.

Sementara itu, jumlah korban meninggal dunia dalam tragedi kapal TKI tenggelam di perairan Tanjung Leman, Mersing Johor Malaysia, terus bertambah. Namun sampai saat ini, belum ada teridentifikasi korban asal Provinsi NTB.

Kepala Kepala Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI (BP3TKI) Provinsi NTB, Mucharom Ashadi mengatakan, kapal yang dikirim oleh orang Lombok bernama Kasih dari Tanjung Bemban Batu Besar, Batam itu membawa penumpang sekitar 40 orang dengan tujuan Mersing, Johor Malaysia. “Alhamdulillah, belum ada korban ditemukan dari NTB. Semoga sampai berakhir identifikasi juga tidak ada,” ungkapnya, Rabu (25/1).

Baca Juga :  Pemkab Lepas Tangan, Pembersihan TKI Gelap di Malaysia

Korban meninggal dunia yang ditemukan bertambah menjadi 14 orang. Sebanyak 4 jenazah telah berhasil diidentifikasi. Mereka berasal dari Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur. “Kami masih terus monitor ke KJRI Johor untuk mendapatkan update informasi setiap waktu,” katanya.

Untuk korban yang selamat baru ditemukan 6 orang. Terdiri dari 4 orang laki-laki WNI, satu orang perempuan WNI, dan satu orang WN Malaysia. Diperkirakan ada juga korban selamat yang berhasil melarikan diri sekitar 13 orang.

Saat ini, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) sedang mengurus dokumen-dokumen persyaratan untuk pemulangan jenazah. “BP3TKI seluruh Indonesia akan memfasilitasi biaya kepulangan dari embarkasi ke kampung halaman,” tegasnya.

Ditanya terkait keterangan lebih rinci soal identitas pengirim kapal yang berasal dari Lombok Provinsi NTB, Ashadi mengaku belum mendapatkan informasi tambahan. Mengingat, pengirim atas nama Kasih diketahui dari penumpang yang selamat. (zwr)

Komentar Anda