Tanggapan Johan Rosihan Terhadap Pidato Awal Presiden Jokowi

MATARAM-Pasca pelantikan Joko Widodo – Ma’ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI terpilih periode 2019-2024 yang berlangsung di Gedung Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Minggu (20/10/2019. Pidato kebangsaan yang disampaikan oleh Presiden Jokowi, mendapatkan tanggapan dari politisi asal NTB, Johan Rosihan lewat keterangan tertulis kepada radarlombok.co.id.

Ada beberapa hal yang diungkapkan Anggota DPR RI Fraksi PKS, kelahiran Kabupaten Sumbawa yang cukup terkenal sebagai politisi yang vokal dalam menyampaikan sikap dan aspirasi rakyat ini. Seperti ketika menanggapi isi pidato Presiden RI, kemarin.

“Ada beberapa hal yang menjadi catatan penting untuk Pak Jokowi dan Kyai Ma’ruf Amin dalam lima tahun kedepan. Kita ingin pembangunan infrastruktur periode ini sudah mulai menumbuhkan perekonomian yang signifikan. Alokasi Rp 420 triliun APBN tahun 2020 yang naik 65% dari Rp 256 triliun pada 2015 untuk pembangunan infrastruktur hanya membuat ekonomi kita tumbuh stagnan di 5%,” ungkap Johan Rosihan.

Selain itu lanjut Johan, sapaan akrab politisi Dapil Pulau Sumbawa ini, perlu diperhatikan juga, keluhan pengendara truk harga tiket tol mahal, LRT Palembang merugi, saatnya evaluasi kembali proyek infrastruktur. Fokus kepada efisiensi guna merealisasikan industrialisasi manufaktur, jasa yang unggul.

Pembangunan infrastruktur periode lalu kata pria yang kerap disapa JR ini, didominasi kontraktor besar, sehingga mematikan ratusan bahkan ribuan kontraktor kecil. Menurutnya, perlu ada regulasi yang mengatur agar pembangunan infrastruktur menjadi padat karya, pengangguran dapat berkurang pada sektor konstruksi.

Selanjutnya, peringkat Daya Saing Indonesia dalam Global Competitiveness Index yang dirilis World Economic Forum (WEF) tahun 2019 ini turun ke posisi 50. Salah satu indeks yang diukur adalah infrastruktur yang juga turun ke posisi 72. “Artinya, pembangunan infrastruktur yang masif masih belum tepat sasaran. Perlu perencanaan yang tepat, implementasi yang benar agar menumbuhkan perekonomian yang tinggi,” tuturnya.

Kemudian, diperlukan anggaran sebesar Rp 7,4 triliun untuk peningkatan konektivitas antar wilayah pedesaan dan perkotaan, peningkatan usaha pascapanen komoditas pertanian, peningkatan SDM pedesaan, penguatan pariwisata desa dan digitalisasi pedesaan.

“Ini sudah sesuai pidato Presiden dalam pelantikannya. Tapi anggaran Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT) pada Tahun Anggaran (TA) 2020 malah terus turun hingga menjadi Rp 3,19 triliun,” ujar Johan.

Menurutnya, presiden memiliki banyak tugas yang harus dituntaskan. “Presiden Jokowi punya PR besar. Proyek infrastruktur periode lalu berkualitas rendah. Hal ini pernah disampaikan Bank Dunia Dalam laporan bertajuk Infrastruktur Sektor Assessment Program, Juni 2018. Pembangunan infrastuktur tidak memiliki kesiapan, dan tak terencana secara matang,” ungkap Johan Rosihan.

“Bank Dunia menilai Bappenas kekurangan sumber daya manusia (SDM) dan anggaran memadai, untuk mengkoordinasi Government Contracting Agency (GCA) sehingga memberikan hasil analisis terbaik untuk setiap proyek. Hal ini membuat Indonesia kalah bersaing investasi dengan Singapura, Thailand, Malaysia, Filipina dam Vietnam,” sambungya.

Lebih lanjut dikatakan Johan, bahwa biaya logistik Indonesia 24% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Hal ini harus menjadi perhatian karena menjadi paling besar dibandingkan negara Asia lainnya. Akibatnya para investor enggan menanamkan modal atau berinvestasi sehingga daya saing Indonesia turun.

“Tingginya biaya logistik tersebut disebabkan belum optimalnya pembangunan infrastruktur di Indonesia. Ini terlihat dari ranking kinerja infrastruktur logistik Indonesia yang masih rendah di banding negara Asia lainnya,” jelasnya.

“Berdasarkan data Logistic Performance Index (LPI) yang dirilis World Bank pada 2018, peringkat indeks kinerja infrastruktur Indonesia hanya mampu menempati posisi 46, jauh lebih rendah dibanding Malaysia (41), Vietnam (39), dan Thailand (32),” tambah Johan Rosihan sembari mengajak semua pihak mendoakan presiden agar diberikan kemudahan dalam menuntaskan janji-janjinya. Kendati demikian, pihaknya (PKS) menyatakan dengan tegas akan tetap mengawal dari dalam dengan masukan-masukan konstruktif dan solutif. (sal)

Komentar Anda