Selain krisis air lahan pertanian, bencana kekeringan juga berdampak terhadap krisis air bersih. Seperti yang terjadi di Kecamatan Jerowaru. Di tempat ini ada sekitar 12 desa mengalami krisis air bersih.
“ Dari 12 desa, desa Wakan, Sekaroh, Kuang Rundun, Pemongkong yang paling terkena dampak,” kata Camat Jerowaru Ahmad Zulkifli.
Kekeringan telah menyebabkan sebagian besar embung yang ada di Jerowaru mengering. Kekeringan di Jerowaru merupakan persoalan yang setiap tahun terjadi. Untuk itu pemerintah kecamatan pun telah mengusulkan ke Dinas Sosial maupun BPBD Provinsi NTB termasuk Kabupaten untuk dilakukan penangan permanen terhadap masalah kekeringan . Terutama terhadap 12 desa yang ada di kecamatan tersebut.
Sedangkan soal bantuan sumor bor di tempat itu, jelas Zulkifli jumlahnya tidak terlalu banyak. Meski pun ada terkadang air yang dikeluarkan rasanya asin. Hal itu disebabkan karena pengeborannya terlalu dalam.”Kalau terlalu dangkal, terkadang airnya juga tidak ada. Makanya bantuan sumur bor ini masih belum terlalu maksimal. Hanya sekedarnya saja ‘’ tegasnya.
Ditegaskan, untuk mengatasi masalah kekeringan memang dibutuhkan penanganan jangka panjang. Dan hal ini tentu menjadi tugas dinas terkait baik itu yang ada di provinsi maupun di kabupaten. Sedangkan pemerintah kecamatan hanya sebatas mengusulkan saja. Saat ini ada ratusan titik di wilayah Kecamata Jerowaru memang sangat perlu diberikan bantuan sumur bor.
“ Bahkan kita telah mengusulkannya sampai empat ratusan titik. Tapi dari yang kita usulkan itu masih belum ada yang telah direalisasikan ‘’ kata dia.