Taman Budaya NTB Gelar Pentas Kebangsaan

Media Silaturahmi Antar Pelaku Seni

PENTAS KEBANGSAAN: Usai pembukaan Pentas Kebangsaan Taman Budaya NTB, para seniman, penari, dan panitia, foto bersama dengan Asisten I Setda NTB, Baiq Eva Nurcahyaningsih, Jumat malam (23/8/2019). (Pocik untuk radarlombok.co.id)

MATARAM—Rangkaian peringatan HUT Kemerdekaan RI ke 74, Taman Budaya NTB, selama dua hari, 23 – 24 Agustus 2019, menggelar seni tradisi lintas etnis, dengan tema besar “Pentas Kebangsaan Merajut Persatuan dalam Keberagaman Mengisi 74 Tahun Indonesia Jaya”. Kegiatan yang berlangsung di Teater Terbuka Taman Budaya NTB itu dibuka Asisten I Sekretariat Daerah (Setda) NTB, Baiq Eva Nurcahyaningsih, mewakili Wakil Gubernur (Wagub) NTB, yang berhalangan hadir.

Pentas Kebangsaan tidak hanya mementaskan aneka seni dan tradisi masyarakat NTB dari pulau Lombok dan Sumbawa saja, seperti Tari Rudat (Mataram), Tari Batek Baris dan Wayang Kulit Sasak (Lombok Barat), Sendratari Amaq Abir (Lombok Tengah), Tongkek (Lombok Timur), Barongsai (Komunitas Tionghoa di Mataram), serta berbagai kesenian dari pulau Sumbawa yang dipentaskan oleh Sanggar Lonto Engal (Sumbawa) dan Komunitas Mbojo (Bima). Tetapi juga aneka kesenian dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Degung Sunda (Jawa Barat), Tari Legong (Bali), hingga lagu-lagu Campursari persembahan Ngesti Laras (Jawa Tengah).

“Alhamdulillah, pertunjukan aneka kesenian dari Lombok dan Sumbawa, termasuk beragam kesenian dari luar daerah yang di kemas secara apik melalui Pentas Kebangsaan Taman Budaya NTB ini. Sekaligus hendak menunjukkan kepada masyarakat, betapa pentingnya makna dari persatuan dan keberagaman,” kata Eva, membacakan sambutan Wagub NTB, Jumat malam (23/8/2019).

Lebih jauh disampaikan, Indonesia yang terdiri dari ribuan suku bangsa, dengan agama yang berbeda-beda, sebenarnya seluruh perbedaan itu telah tuntas dibahas oleh para pendiri bangsa ini, jauh sebelum kemerdekaan RI tahun 1945. Karena itu, tidak seharusnya sekarang bicara soal perbedaan lagi, yang justeru dapat menjadi penghambat atau penghalang bagi bangsa ini untuk maju dan jaya.

“Karena itu, momentum Kemerdekaan RI ke 74 tahun ini, dengan digelarnya Pentas Kebangsaan oleh Taman Budaya NTB. Diharapkan bisa menjadi semangat pembaharu, sekaligus sebagai wujud syukur kepada Tuhan, agar dapat menjadi pribadi-pribadi yang bermanfaat untuk bangsa dan Negara,” harap Eva.

Sementara Kepala Taman Budaya NTB, Baiq Rahmayanti, dalam laporannya menyatakan, bahwa Provinsi NTB terdiri atas dua pulau besar, Lombok dan Sumbawa, yang didalamnya hidup tiga etnis besar, suku Sasak (Lombok), suku Samawa (Sumbawa dan Sumbawa Barat), serta suku Mbojo (Bima dan Dompu). Selain itu, di Lombok maupun Sumbawa juga berdiam etnis-etnis lain dari seluruh Indonesia, yang sejak zaman dahulu hidup tenteram dan rukun, serta saling menghargai. Sehingga NTB selalu dalam keadaan aman dan kondusif.

“Keberadaan tiga suku bangsa besar di NTB, ditambah dengan beragamnya suku dan etnis lain yang ada di NTB, tentu saja membuat kekayaan seni dan budaya, termasuk tradisi yang berkembang di NTB menjadi beragam, dan itu telah mengakar di masyarakat. Namun kekayaan seni dan budaya itu pula yang justeru menjadi kekuatan kita NTB, sebagai destinasi wisata yang populer di seluruh dunia, selain NTB ini juga dianugerahi keindahan alam bagai kepingan surga,” ujar Maya.

Pentas Kebangsaan yang diselenggarakan Taman Budaya NTB ini, sambung Maya, yang menampilkan aneka kesenian dan tradisi yang berkembang di NTB, ditambah dengan pementasan berbagai kesenian dari luar daerah. Selain menjadi ruang berekspresi, sekaligus juga sebagai media untuk interaksi antar para pelaku seni di Indonesia, tanpa ada batasan ruang dan sekat,” ulas Maya.

“Harapan kami, even Pentas Kebangsaan Taman Budaya NTB ini bisa menjadi salah satu sarana untuk melestarikan seni dan budaya warisan nenek moyang,” harap Maya, seraya menyampaikan, selain pentas seni, Taman Budaya NTB juga menggelar workshop kesenian yang menghadirkan narasumber tokoh seni Nasional, N Rintiarno dan Ratna Rintiarno, untuk kemudian pada malam terakhir ditutup pementasan Wayang Kulit Sasak dengan Dalang Kondang HL Nasib AR. (gt)

Komentar Anda