Tak Berdayakan Tembakau, Pemerintah akan Rugi

Wacana Pengalihan Komoditi Tembakau

Petani Tembakau
Petani Tembakau (FOTO:dok/)

SELONG—Adanya pernyataan pemerintah pusat menaikkan cukai tembakau, dan mengganti komoditi tembakau ke sektor hortikultura, dinilai Wakil Bupati Lombok Timur (Lotim), Haerul Warisin, akan merugikan para petani jika tidak diberdayakan.

“Setinggi apapun harga rokok saat ini, masyarakat tetap akan merokok. Jadi kalau pemerintah menaikkan harga cukai rokok dengan alasan mengurangi masyarakat merokok, maka itu tidak akan bisa. Bahkan pemerintah akan merugi kalau tidak memberdayakan tembakau,” katanya Minggu kemarin (29/10).

Baca Juga :  Dewan Lombok Timur Mulai Tempati Gedung Baru

Menurutnya, dengan adanya tembakau yang ditanam oleh petani, pemerintah Indonesia justeru mendapat keuntungan yang banyak. Sehingga alangkah baiknya kalau pemerintah mencarikan solusi, dari pada menghilangkan tembakau. “Menurut saya, pemerintah banyak mendapat keuntungan dari tembakau ini,” katanya.

Ia memaparkan, jika pemerintah ingin mengganti tanaman tembakau ke komoditi lain. Menurutnya penggantian ini harus melihat dari sisi pemasaran, dari pada komoditi yang dianjurkan pemerintah. ”Contohnya kalau Lombok Timur sekarang digembor-gemborkan menjadi kabupaten menanam cabai secara nasional. Kemudian masyarakat menanam cabai sebanyak-banyaknya. Namun setelah berhasil (panen), harganya hanya Rp 5 ribu. Kalau seperti ini, pemerintah tidak mempunyai tanggung jawab,” sebutnya.

Karenanya, dia meminta agar pemerintah pusat untuk tidak sewenang-wenang. Karena menurutnya, komoditas tembakau hingga saat ini masih menjanjikan. ”Presiden bilang inovasi-inovasi yang itu. Jadi, mari kita berikan masyarakat komoditi yang bagus, kalau memang mau mengganti komoditi ini (tembakau),” pintanya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perkebunan Lotim, Assirul Kabir mengatakan, rencana ini sebenarnya harapan yang sudah lama, dan kini kembali didengungkan oleh pemerintah. Namun untuk Kabupaten Lotim, khususnya bagian selatan akan sulit diterapkan.

“Pasalnya, kalau petani di bagian utara (Lotim) mungkin sudah mulai beralih ke tanaman hortikultura atau kembali menanam padi. Namun untuk Lotim bagian selatan itu membutuhkan waktu. Karena untuk bisa merubah komoditi tembakau ini, mereka masih terkendala dengan permasalahan yang belum bisa dituntaskan,” sebutnya.

Dicontohkan di Kecamatan Sakra Timur, permasalahan yang belum bisa dicarikan solusi, salah satunya adalah air untuk lahan pertanian. Dimana pada saat musim kemarau, air di wilayah ini sangat sulit didapatkan, karena memang tidak mumpunyai debit air yang mencukupi. Sehingga satu-satunya komoditi yang cocok dan bisa bertahan pada musim kamarau adalah tembakau saja.

Selain itu, komoditi tembakau hingga kini oleh para petani dinilai paling jelas, karena adanya kemitraan yang permanen antara petani dengan perusahaan. “Kebetulan ada 13 perusahaan tembakau di Lombok Timur yang bermitra dengan masyarakat, dimana mereka tetap membeli hasil petani. Bahkan ada juga perusahaan yang sedang dalam proses mengurus izin untuk menjadi mitra, maupun pembeli petani tembakau,” jelasnya.

Dengan kondisi ini, membuat para petani enggan untuk mengubah komoditi tembakau ke komoditi lainnya. Karena tenbakau mempunyai pasar yang jelas, dan harganya juga sangat menguntungkan petani. Terlebih lagi pada tahun 2017 di Lotim harga tembakau cukup bagus. Maka kemungkinan besar tahun 2018 petani akan menanam tembakau lebih luas.

“Berat sekali pengalihan komoditi tembakau ini ke komoditi lain. Karena permasalahan ini bukan hanya satu saja, ada permasalahan infrastruktur, kondisi alam, juga masalah pemasaran, dan masih banyak hal lain yang harus dibenahi untuk bisa mengalihkan komoditi ini,” terangnya.

Baca Juga :  Kodim Lotim Gelar Kerja Bakti Bersama Masyarakat

Dikatakan, tahun 2017 ini ada upaya dari Kementerian Pertanian untuk mengajak petani menanam jagung dan komoditi lainnya di luas tanam sekitar 10.028 Ha. Namun permasalahannya, petani tembakau saat ini mendapatkan hasil.  Kalau kira-kira ada komoditi lain yang dianggap menguntungkan, maka secara otomatis para petani pun akan beralih.

Dilihat dari tanaman pengganti, tanaman yang dirasakan bagus adalah jagung, yang saat ini sudah mulai ada arahan pasarannya. Tak hanya pasaran, namun harganya juga sudah mulai diperhatikan oleh pemerintah.

”Bahkan saat ini ada gudang tembakau yang pada tahun 2018 ini akan membeli jagung-jagung petani. Tentu ini sebagai tanda bahwa komoditi jagung juga sangat menjanjikan,” ulasnya.

Selain itu, tanaman yang banyak diminati oleh petani saat ini adalah tanaman cabai, yang tak hanya ada di daerah basah saja (Lotim utara), tetapi juga di daerah kering (Lotim selatan). Sehingga cabai juga sangat mungkin untuk dijadi komoditi pengganti tembakau. Hanya saja, yang menjadi persaolan saat ini, sejauh mana pemerintah menjamin harga kalau terjadi produksi cabai yang cukup banyak. (cr-wan)

Komentar Anda