Nama Sekarbela Kota Mataram, tidak hanya dikenal sebagai perajin emas dan mutiara tetapi melahirkan banyak tokoh agama. Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Islam NU Sekarbela akan meneruskan tradisi ini.
ABDI ZAELANI- MATARAM
Lokasi Ponpes Nurul Islam NU berada di Jalan Swasembada Nomor 120 Kekalik Kota Mataram. Namun ponpes ini tetap saja dikaitkan dengan Sekarbela. Selain lokasinya berada di dekat Sekarbela, para pendirinya keluarga besar Hj Wartiah anggota DPRD NTB asal Sekarbela ini. Semua pendirinya adalah perempuan. Mereka yakni Hj Galuh Anisah, Hj Akhillah, Hj Nurul Yakin, Hj Wartiah dan Hj. Khusnul Jannah yang sekarang menjadi pimpinan di Ponpes Nurul Islam NU ini.
Ponpes ini masih muda. Didirikan tahun 2014 lalu. Cikal bakal ponpes ini cukup panjang dengan didirikannya Taman Kanak-kanak 24 tahun lalu. Setelah berdiri, ponpes ini menyelenggarakan pendidikan jenjang Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA).
Diceritakan pimpinan ponpes Hj Khusnul Jannah, ponpes ini lebih fokus pada kitab kuning dan bahasa Arab sebagai program unggulan selaian pelajaran umum lainnya. Namun tahfidz juga menjadi program penting madrasah ini. Santri diharuskan menghafal Alqur'an. Santri MI diharuskan menghafal Alqur'an minimal 3 juz sampai menyelesaikan pendidikannya. Hafalan ini lalu dilanjutkan saat mereka duduk dibangku MTs dan MA. ''Begitu lulus, mereka sudah bisa khatam,'' tuturnya kemarin.
Penyelenggaraan program tahfidz di ponpes ini sama dengan ponpes-ponpes lainnya. Santri dibimbing oleh hafidz yang disiapkan ponpes. Selanjutnya para santri menyetorkan hafalannya (Muroja’ah) 3 kali dalam seminggu kepada pembinanya. Agar lebih fokus pada tahfidz ini, santri tinggal di ponpes ini. '' Santri dalam program dibina secara intensif,'' jelasnya.
Hj Khusnul Jannah menjelaskan, ponpes ini lahir sebagai sarana membangun sumber daya manusia yang berilmu dan bertaqwa. Pada awalnya didirikan TK. Saat itu, pihaknya prihatin banyak warga sekitar yang kesulitan menyekolahkan putra-putrinya. Respon masyarakat cukup baik. Setelah lama berdiri, lalu diputuskan dibangun Ponpes Nurul Islam ini. Tidak lama kemudian, pengurus yayasan mendapatkan hibah tanah dari warga seluas 1 haktare. Di lokasi inilah lalu dibangun ponpes ini.
Pihaknya berkomitmen agar ponpes ini tidak hanya sekedar didirikan tetapi mampu melahirkan santri yang berkulitas. Karena itu, ponpes ini merekrut tenaga pengajar yang berkompeten. ''90 persen pengajar di ponpes ini lulusan S2,'' jelasnya.
Ponpes juga ingin menjamin kelangsung pendidikan santrinya. Bagi santri yang memiliki prestasi, maka ponpes akan memberikan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. ‘’ Bagi santri dan santriwati yang mempunyai prestasi bagus siap kita biayai kuliahnya,’’ ucapnya.(*)