Syukuri Hasil Panen, Warga Batu Kumbung Gelar Tradisi Roah Gubuk

BUDAYA : Masyarakat Dusun Batu Kumbung, Desa Batu Kumbung, Kecamatan Lingsar, saat menggelar prosesi Roah Gubuk yang dilaksanakan di Petilasan Syeikh Al Hamidi “Patinglage Deneq Prawangsa”, Rabu (10/3/2021).

GIRI MENANG—Warga Desa Batu Kumbung, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat (Lobar), melaksanakan acara Roah Gubuk (Selamatan Desa), dengan berbagai suguhan Dulang (Makanan dan Minuman), Rabu (10/3/2021).

Roah Gubuk adalah bentuk syukur warga atas panen hasil bumi yang melimpah, sekaligus Roah Gubuk ini juga menjadi event budaya yang bisa dijual sebagai bagian dari promosi pariwisata daerah.

Kampung ini memiliki situs budaya berupa petilasan Syeikh Al Hamidi, atau lebih dikenal dengan nama Patih Laga Deneq Purwangsa. Di sinilah Roah Gubuk dilaksanakan.

Camat Lingsar, Marzuqi, menyampaikan bahwa wisata tidak hanya soal keindahan pantai dan alam seperti gunung maupun hutan saja. Namun wisata juga bisa berupa objek budaya dalam satu daerah.

Dan di Kecamatan Lingsar ada begitu banyak budaya-budaya yang bisa dijadikan pelengkap suatu objek wisata, seperti halnya di Desa Batu Kumbung ini.

Baca Juga :  Poltekpar Lombok Buka Program Pendidikan ASN Bidang Kepariwisataan

“Seperti kita ketahui, pada saat ini tujuan wisata tidak hanya tempat-tempat seperti pantai, gunung, dan hutan. Namun disana juga ada budaya-budaya, dan di Lingsar ini banyak sekali potensi wisata budaya yang di miliki oleh masyarakat,” ungkapnya.

Ditambahkan Marzuqi, dengan digelarnya even budaya tersebut, diharapkan bisa mengubah pola pikir masyarakat untuk tetap mempertahankan kearifan lokal dimasing-masing dusun dan desa.

Hal itu sangat berguna untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat, dengan cara mengembangkan desa wisata. “Nantinya pengembangan desa wisata akan dibantu oleh pegiat pariwisata yang merupakan putra asli Desa Batu Kumbung,” jelasnya.

Kesempatan yang sama, Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB, Ari Garmono, menyampaikan bahwa desa wisata merupakan produk jualan yang menjanjikan dari sisi ekonomi kerakyatan.

Baca Juga :  Pemerintah Berencana Dukung Biaya Minimum untuk Pemeliharaan Hotel

“Ini kita kemas untuk kita jual dengan cara mempromosikan ke luar daerah maupun luar negeri. Untuk itu diharapkan masyarakat Batu Kumbung tetap melestarikan budaya dan tradisi yang ada,” ujarnya.

Tak berhenti sampai disitu, Ari menyatakan bahwa di masa pandemi ini situasi pariwisata di NTB, bahkan Indonesia secara umum sedang dalam posisi sulit. “Tapi kita yakin bahwa pandemi ini akan segera berlalu,” ungkapnya.

Terakhir, indikator kemajuan pariwisata itu adalah kesejahteraan masyarakat. “Kita menjual wisata tanpa merusak budaya yang ada, oleh karenanya, kami percaya bahwa Desa Batu Kumbung ini bisa. Dan yang terpenting yang harus kita bangun adalah moral dan etika, sehingga semua bisa berjalan dengan baik,” harapnya.(ami)

Komentar Anda