MATARAM–Bakal calon bupati Lombok Timur, Syamsul Luthfi tak mau terburu-buru menetapkan figur bakal pendampingnya. Ini karena Pilkada Lotim masih satu tahun lagi.
“September paling lambat kita putuskan cawabup,” katanya, kepada Radar Lombok melalui whatsapp, Rabu kemarin (16/5).
Menurutnya, ada banyal hal dan aspek harus dipertimbangkan dan ditelaah sebelum memutuskan figur bacawabup mendampingi di suksesi Pilkada Lotim. Karena itu, sejumlah figur bacawabup sedang ditimang-timang berpeluang menjadi calon wakil bupati pendampingnya.
Namun demikian, Luthfi masih enggan membeberkan figur pendampingnya. “Secara etika politik belum saatnya kita umumkan kepada publik,” ucap anggota DPR RI dapil Provinsi NTB tersebut.
Walaupun demikian, ia mengatakan, pihaknya sudah memiliki kriteria atau persyaratan terhadap bakal calon wakil bupati yang akan mendampinginya di Pilkada Lotim. Diantaranya, figur bacawabup mampu meningkatkan elektabilitas, mampu bekerja sama dengan dirinya. Baik sebagai bupati dan wakil bupati dan sejumlah kriteria lainnya.
“Prinsipnya, bupati dan wakil bupati bisa saling mengisi dan melengkapi,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Luthfi pun menyampaikan, dirinya mengusung konsep Lotim BARU (Berbudaya, Aman, Religius) andai nanti diberikan amanah memimpin.
Terkait dukungan parpol sebagai kendaraan maju dalam Pilkada Lotim, Lutfi mengatakan, pihaknya sadar bahwa Partai Demokrat tidak memiliki raihan kursi cukup untuk mengusung pasangan calon. Karena itu, pihaknya membangun dan menjajaki komunikasi politik untuk berkoalisi dengan semua parpol yang ada. Misalnya, Partai Golkar, PDIP dan parpol lainnya.
Sementara itu, Ketua DPD Partai Demokrat NTB, TGH Mahally Fikri menyatakan, koalisi terbangun Partai Demokrat di Pilkada Lotim sangat ditentukan dari format koalisi Pilkada NTB. Pasalnya, pihaknya menghendaki koalisi di Pilkada NTB bisa paralel dengan Pilkada Lotim.
Diharapkan, dengan hal tersebut maksimalisasi dukungan mesin politik parpol pengusung di Pilkada serentak 2018 bisa lebih maksimal. “Kita fokuskan koalisi di Pilkada NTB baru kita putuskan koalisi di kabupaten kota,” pungkasnya. (yan)