Survei Elektabilitas Mohan-Mujib Tertinggi

JUMPA PERS: Peneliti dari Laboratorium Sosiologi Fisipol Unram menyampaikan hasil survei elektabilitas bapaslon kada pada Pilkada Kota Mataram di aula Fisipol Unram, Kamis (2/7) kemarin. (AHMAD YANI/RADAR LOMBOK)
JUMPA PERS: Peneliti dari Laboratorium Sosiologi Fisipol Unram menyampaikan hasil survei elektabilitas bapaslon kada pada Pilkada Kota Mataram di aula Fisipol Unram, Kamis (2/7) kemarin. (AHMAD YANI/RADAR LOMBOK)

MATARAM–Paket Mohan Roliskana-TGH Mujibburahman menempati elektabilitas tertinggi 53,1 persen, dibandingkan kandidat bakal pasangan calon kepala daerah (bapaslon lainnya) di Pilkada Kota Mataram 2020. Hal ini tergambar dalam hasil survei Laboratorium Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) Universitas Mataram (Unram).

Kepala Laboratorium Sosiologi Fisipol Unram Ashari Effendi mengungkapkan, survei berlangsung pada 12-16 Juni menggunakan google form yang disebarkan melalui  WA group. Sebanyak 671 responden telah memberikan jawaban. Kemudian dilakukan cleaning data hingga menghasilkan 480 responden.

Jumlah 480 responden pada survei melalui metodologi ketat pada margin error sekitar 0,45 persen. Responden ini 71 persen laki-laki dan 29 persen perempuan. Kemudian berdasarkan agama, responden Islam 91,88 persen, Hindu 6,25 persen, Kristen Protestan 1,25 persen, Kristen Katolik 0,42 persen, dan Buddha 0,21 persen. Berdasarkan suku: Sasak 69,4 persen, Jawa 9,8 persen, Mbojo 5,6 persen, Bali 5,4 persen, Samawa 5,2 persen, dan suku lainnya 4,6 persen.

Kemudian afiliasi ormas: responden NU 9,4 persen, NW Pancor 6,2 persen, Muhammadiyah 5,6 persen, NW Anjani 1,0 persen, jemaah tablig 0,8 persen, tidak menjawab 8,1 persen, dan lainnya 68,8 persen. “Sebaran responden berdasarkan kecamatan tempat tinggal,” katanya saat jumpa pers di aula Fisipol Unram, Kamis (2/7) kemarin.

Dari hasil survei simulasi berpasangan bapaslon kada itu, pihaknya memperoleh gambaran tingkat elektabilitas  Mohan-Mujib tertinggi 53,1 persen, disusul Putu Selly Andayani-TGH Abdul Manan 19,2 persen, Lalu Makmur Said-Badruttamam Ahda 10,8 persen. Berikutnya, Mohan Roliskana-Badruttamam Ahda 4,0 persen, Baihaqi-Baiq Diyah Ratu Ganefi 4,8 persen. “Elektabilitas Mohan jauh lebih tinggi berpasangan dengan TGH Mujibburahman bila dibandingkan dengan Badruttaman Ahda. Ketokohan TGH Mujib punya pengaruh besar dan kuat bagi peningkatan elektabilitas dan potensi kemenangan paket Mohan-Mujib,” paparnya.

Oleh sebab itu, Menurutnya, Jika Pilkada Kota Mataram digelar pada Juni lalu, maka paket Mohan-TGH Mujib adalah pemenangnya.

Adapun untuk elektabilitas personal Mohan Roliskana menempati peringkat tertinggi 57,5 persen. Selly Andayani 16,9 persen, Lalu Makmur Said 10,4 persen, TGH Abdul Manan 4,0 persen, Baihaqi 2,9 persen, Baiq Diyah Ratu Ganefi 1,9 persen, TGH Mujibburahman 1,5 persen, Badruttaman Ahda 1,5 persen, dan belum memutuskan 1,5 persen.

Dengan sebaran elektabilitas berdasarkan jenis kelamin dan usia, basis pemilih Mohan-Mujib berada di kalangan pemilih milenial. Adapun basis pemilih untuk paket Selly-Manan dan Makmur-Ahda adalah pemilih usia 54 tahun ke atas.

Berdasarkan jenis tingkatan pendidikan, Mohan-Mujib memiliki basis pemilih lebih merata dibandingkan balon lainnya, dari pemilih tradisional (pendidikan rendah) dan hingga rasional (pendidikan tinggi). Adapun Selly-Manan dan Makmur-Ahda, dan Baihaqi-Baiq Diyah memiliki basis pemilih rasional dengan tingkat pendidikan SLTA ke atas.

Berdasarkan agama, Mohan-Mujib dan Selly-Manan memiliki pemilih relatif lebih terbuka dibandingkan balon kada lainnya jika dilihat dari basis agama. Sedangkan berdasarkan ormas, Mohan-Mujib dan Makmur-Ahda dipilih oleh responden dengan afiliasi NU, jemaah tablig, Muhammadiyah, NW Pancor dan netral. Selly-Manan, semua ormas termasuk netral dan tidak menjawab. “Mohan-Mujib, Selly-Manan, dan Makmur-Ahda memiliki potensi basis calon pemilih dari semua suku suku,” ungkap Ketua Program Studi Sosiologi, Rosiady Sayuti.

Peneliti lainnya, Mohtaqi mengungkapkan, dipilihnya survei elektabilitas balon kada secara online sebagai alternatif survei di tengah pandemi covid-19. Tak terlalu memungkinkan dilakukan survei wawancara dan turun langsung. Sehingga pihaknya memilih memanfaatkan perangkat telekomunikasi untuk melakukan survei tersebut.

Survei ini tidak memiliki tendensi politik apapun terhadap bapaslon kada tertentu. Semata-semata sebagai bentuk tanggung jawab moral sebagai akademisi untuk memberikan pencerahan dan pencerdasan kepada masyarakat. Hasil survei yang disampaikan diharapkan bisa memancing diskusi publik. “Melalui temuan hasil survei ini, kami ingin mengajak masyarakat di Kota Mataram agar bersiap menghadapi demokrasi Pilkada di era new normal, demi terselenggaranya pilkada demokratis dan berkualitas,” pungkasnya. (yan)

Komentar Anda