MATARAM — Nama Rektor Universitas Mataram Prof Ir H Sunarpi, PhD nyaris tak terdengar ketika para bakal calon gubernur dan calon wakil gubernur hilir mudik mendaftarkan diri di partai politik (parpol) yang menggelar bursa penjaringan.
Rupanya,Sunarpi bukan karena mundur dalam kontestasi menuju kursi NTB 1. Ternyata ia lebih memilih menjajal jalur independen. ” Kita fokus berkonsentrasi melalui jalur independen,” katanya Sabtu lalu (3/6).
Sebenarnya kata Sunarpi, ada dua opsi dipersiapkan dirinya untuk maju di suksesi pilkada NTB yakni, jalur parpol dan jalur independen. Namun realitas politik tidak memungkinkan dirinya maju melalui dukungan parpol. Dari hasil diskusi dengan keluarga, tim sukses dan dukungan masyarakat, menghendaki dirinya agar fokus dan berkonsentrasi melalui jalur independen. Oleh karena itu, tim pendukungnya dan masyarakat secara sukarelawa bergerak mengumpulkan KTP sebagai persyaratan untuk maju di pilkada NTB melalui jalur independen. ” Dukungan hampir tiap hari terus mengalir,” ujar Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Mataram tersebut.
Sunarpi optimis bakal memenuhi persyaratan dukungan sebanyak 300 ribu KTP sebagaimana yang dipersyaratkam undang – undang untuk maju di pilkada NTB. Namun dia belum mau membuka lebih jauh strategi mengumpulkan dukungan ini.
” Ada nanti saat kita sampaikan kepada media,” tukasnya.
Sunarpi menegaskan, keikutsertaan dirinya mencalonkan diri sebagai calon gubernur sudah harga mati. Tujuannya bukan persoalan jabatan dan kekuasaan. Namun lebih pada pengabdian dan dedikasi keilmuan yang dimiliki bagi percepatan kesejahteraan dan pembangunan di NTB.
Dengan menjadi orang nomor satu di NTB, ia bisa lebih mengoptimalisasi dan mendayagunakan berbagai potensi dan kedisplinan keilmuan yang dimiliki. Sebagai seorang pendidik, maka ia akan lebih memberikan prioritas bagi peningkatan kualitas, kapasitas dan kompotensi SDM masyarakat NTB melalui sektor pendidikan.” Ini bukan ansich soal jabatan dan kekuasaan sebagai gubernur, tapi ini soal pengabdian,” tandas Rektor Unram dua periode tersebut.
Ikut di pilkada NTB kata Sunarpi, bukan pilihan sangat mudah bagi dirinya. Terlebih, dirinya berlatar belakang sebagai PNS dan guru besar, serta bukan seorang politisi. Namun tekad pengabdian bagi pembangunan di NTB, membuat dirinya memutuskan tetap maju di pilkada NTB.
Ia pun siap menanggalkan jabatan sebagai rektor dan statusnya sebagai PNS dan guru besar.
” Saya kira ini adalah resiko dari sebuah pilihan,” pungkasnya.(yan)