MATARAM—Anggota DPRD Provinsi NTB dapil Lobar-KLU, Hadi Sulthon mengaku, sudah memperoleh sinyal dari PAN untuk maju berlaga dalam kontestasi di Pilkada Lombok Barat (Lobar) 2018.
“Sudah ada sinyal positif dari partai untuk saya maju di Pilkada Lobar,” katanya, di gedung DPRD Provinsi NTB, Selasa kemarin (11/4).
Bahkan, terangnya, PAN mendorong kader terbaik untuk tampil di suksesi pilkada serentak 2018. Baik di Pilkada NTB dan Pilkada kabupaten kota.
[postingan number=3 tag=”politik”]
Dengan adanya sinyal dari PAN tersebut, terangnya, makin membulatkan tekadnya menjajal perebutan kursi Lobar 1 dan Lobar 2. Karena itu, partainya pun sudah memerintahkan untuk makin intens membangun komunikasi politik dengan parpol mitra koalisi.
Disadari PAN tidak memiliki raihan kursi cukup untuk mengusung pasangan calon sendiri. Sehingga harus ada parpol mitra koalisi. “PAN pun sudah perintahkan bangun komunikasi politik dengan parpol lain,” ujarnya.
Tak hanya itu, selain membangun dan menjajaki komunikasi politik dengan parpol lainnya. PAN pun sudah memerintahkan dirinya untuk intens turun ke masyarakat untuk menyerap aspirasi, bertatap muka dan berdialog dengan semua lapisan masyarakat Lobar.
Itu untuk bisa mengetahui lebih dekat persoalan dihadapi dan harapan ingin disampaikan masyarakat Lobar kepada pemimpin kedepan. “Kita akan rangkul semua kelompok masyarakat yang ada di Lobar,” ucapnya.
Ia pun mengatakan, dalam waktu dekat ini pihaknya akan melakukan survei internal untuk mengetahui tingkat elektabilitas atau daya keterpilihan bakal calon kepala daerah maju di suksesi Pilkada Lobar. Paling penting, kata Sulthon, survei tersebut untuk mengukur sejauhmana tingkat elektabilitas yang dimiliki di suksesi Pilkada Lobar.
Kendati begitu, ia yakin memiliki tingkat elektabilitas cukup baik dan mampu berkontestasi dengan balon kada lain di Pilkada Lobar. “Terbukti sudah dua periode kita di DPRD NTB, ini modal bagi kita kedepan di Pilkada Lobar,” imbuhnya.
Terkait apakah maju sebagai nomor satu atau nomor dua, Sulthon mengatakan, ia tidak akan mengunci dirinya, apakah sebagai orang nomor satu atau nomor dua. Hal itu sangat tergantung dari komunikasi politik terbangun parpol lainnya. “Nanti kita lihat komunikasi dengan parpol lain,” pungkasnya. (yan)
