Suku Bunga Turun, BI Optimis Sektor Riil Tumbuh

Prijono (LUKMAN HAKIM/RADAR LOMBOK)

MATARAM—Kebijakan Dewan Gubernur Bank Indonesia yang memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan yakni BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7-day RR Rate) sebesar 25 basis poin. Sehingga dengan demikian suku bunga acuan atau BI 7-day RR Rate menjadi 4,75 persen, dari sebelumnya sebesar 5 persen.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Prijono menyambut baik kebijakan Dewan Gubernur BI yang menurunkan suku bunga acuan dari sebelumnya 5 persen menjadi 4,75 persen basis poin, dan ini menurutnya akan mendorong sektor riil bisa bergerak lebih baik di NTB.

“Penurunan suku bunga acuan ini harapanya itu bisa menggerakkan perekonomian di sektor riil,” kata Prijono di Mataram, Jum’at kemarin (21/10).

Sebelumnya, pada tanggal 19-20 Oktober 2016, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia memutuskan untuk menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7-day RR Rate) sebesar 25 bps dari 5,00 persen menjadi 4,75 persen dengan suku bunga Deposit Facility turun sebesar 25 bps menjadi 4,00 persen dan Lending Facility turun sebesar 25 bps menjadi 5,50 persen berlaku efektif sejak 21 Oktober 2016.

Bank Indonesia meyakini, pelonggaran kebijakan moneter tersebut sejalan dengan tetap terjaganya stabilitas makro ekonomi, khususnya inflasi tahun 2016 yang diperkirakan mendekati batas bawah kisaran sasaran, defisit transaksi berjalan yang lebih baik dari perkiraan, surplus neraca pembayaran yang lebih besar, dan nilai tukar yang relatif stabil.

Baca Juga :  Pot Bunga Dirusak, Mohan Kesal

Menurut Prijono, penurunan suku bunga acuan tersebut diharapkan mampu memberi stimulus dalam menggerakan sektor riil, dalam hal ini pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), lebih khususnya di Provinsi NTB. Karena dengan kebijakan penurunan suku bunga acuan tersebut akan berdampak terhadap kebijakan lembaga perbankan untuk menurunkan bunga kredit pinjaman yang disalurkan ke masyarakat pelau UMKM.

“Harapannya itu penurunan suku bunga acuan itu juga diikuti dengan kebijakan perbankan menurunkan bunga kredit yang disalurkan. Sehingga masyarakt semakin mudah dan terjangkau mendapatkan kredit yang murah dalam membuka usahanya,” kata Prijono.

Hanya saja, lanjut Prijono, kebijakan penurunan suku bunga acuan  tersebut tidak serta merta langsung bisa diikuti ataupun diterapkan oleh lembaga perbankan. Karena mereka (perbankan) terlebih dahullu harus menyesuaikan diri utamanya dengan menurunan suku bunga deposito dan juga tabungan diberikan kepada nasabah yang menyimpan uang di perbankan tersebut.

“Intinya penurunan suku bunga acuan ini, BI ingin mendorong pelaku usaha itu untuk memproduksi lebih banyak, sehingga mampu mennggerakan sektor riil di masyarakat,” ujarnya.

Baca Juga :  Pemuda Sembalun Kembangkan Bunga Krisan

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III 2016 cenderung tidak sekuat perkiraan sebelumnya. Konsumsi terindikasi membaik, meskipun masih terbatas. Di sisi lain, perbaikan investasi swasta, khususnya nonbangunan, diperkirakan masih belum kuat, sejalan dengan kapasitas produksi terpasang yang masih cukup besar.

Inflasi tetap terkendali pada level yang rendah dan pada akhir tahun diperkirakan akan berada di batas bawah kisaran sasaran inflasi 2016, yaitu 4,1 persen, Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan September 2016 mencatat inflasi sebesar 0,22 persen (mtm). Inflasi tersebut cukup terkendali dan sesuai dengan pola historisnya. Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK secara year to date (ytd) dan tahunan (yoy) masing-masing mencapai 1,97 persen (ytd) dan 3,07 persen (yoy).

Secara nasional, sistem keuangan tetap stabil dengan ketahanan sistem perbankan yang terjaga. Pada Agustus 2016, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) tercatat sebesar 23,0 persen dan rasio likuiditas (AL/DPK) berada pada level 21,1 persen.

Sementara itu, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) tercatat sebesar 3,2 persen (gross) atau 1,5 persen (net). Transmisi pelonggaran kebijakan moneter melalui jalur suku bunga terus berlangsung, tercermin dari berlanjutnya penurunan suku bunga deposito dan suku bunga kredit. (luk)

Komentar Anda