MATARAM – Pengamat Politik Universitas Gunung Rinjani Basri Mulyani menilai lebih realistis dan rasional bagi Bupati Lombok Timur (Lotim) Sukiman Azmy maju di Pilkada NTB 2024 melalui jalur partai politik dibandingkan dengan independen. “Lebih realistis maju lewat partai,” katanya, Kamis kemarin (21/9).
Menurutnya, sejauh ini aturan persyaratan untuk maju lewat jalur independen jauh lebih sulit dibandingkan Pilkada 2018. Aturan persyaratan maju jalur independen dipersulit sejak Pilkada serentak 2020 lalu. Alhasil dalam Pilkada serentak 2020, dari puluhan pasangan calon jalur independen yang mendaftar di KPU, hanya empat pasangan calon yang dinyatakan memenuhi syarat oleh KPU. “Persyaratan jalur independen agak dipersulit sejak pilkada 2020 lalu,” imbuhnya.
Selain itu, Sukiman juga tidak punya pengalaman maju bertarung di pilkada melalui jalur independen. Berbeda dengan Ali BD punya pengalaman.
Kemudian untuk mempersiapkan persyaratan maju lewat jalur independen yakni pengumpulan KTP dukungan tidak cukup satu tahun. Apalagi ada wacana mempercepat pelaksanaan pilkada serentak 2024 dari November menjadi September.
Sehingga praktis mempersiapkan diri maju lewat jalur independen hanya setahun. “Tidak bisa hanya setahun persiapan maju lewat independen. Minimal butuh tiga tahun persiapan termasuk pengumpulan dukungan KTP,” jelasnya.
Ia juga menilai, terlalu besar potensi untuk tidak diloloskan sebagai peserta pemilu jika maju lewat jalur independen. Sehingga dia menyarankan agar Sukiman fokus maju di pilkada lewat jalur partai. Dengan begitu, energi dan biaya yang dimiliki tidak tersita untuk mempersiapkan maju lewat jalur independen.
Selain itu, biaya politik yang dikeluarkan untuk pemenuhan persyaratan jalur independen juga tidak kecil. “Lebih baik Pak Sukiman fokus maju lewat partai,” terangnya.
Ia menyakini dengan track record, dan elektabilitas yang dimiliki, Sukiman akan memperoleh dukungan pada Pilkada NTB 2024. Terbukti dengan tiga kali Sukiman bertarung di Pilkada Lotim, dan satu kali kalah, ia selalu didukung oleh koalisi banyak parpol. “Beliau punya magnet tersendiri di hadapan partai-partai di NTB,” tandasnya.
Senada dengan itu, Pengamat Politik UIN Mataram Prof. Kadri mengatakan, dengan keputusan Sukiman lebih memprioritaskan maju di Pilkada NTB lewat jalur independen, dipastikan sudah melalui kalkulasi politik. “Pasti Beliau sudah punya kalkukasi politik, sehingga lebih memprioritaskan maju lewat independen,” terangnya.
Meski harus diakui, sejak Pilkada serentak 2020 persyaratan maju lewat jalur independen relatif dipersulit. Dengan banyak tokoh yang berkeinginan maju, tentu akan semakin baik demokrasi di daerah. “Kita patut bersyukur, jika banyak tokoh mau maju di pilkada,” tandasnya. (yan)