Sukiman Ajak Jamaah Pandai Mensyukuri Nikmat Allah

MATARAM–Ketua Ikatan Persaudaraan Haji (IPHI) NTB yang juga Bupati Lombok Timur HM Sukiman Azmy menjadi khatib salat Jumat di Masjid Al-Ishlah, Monjok, Mataram, Jumat (19/8/2022).

Dalam khotbahnya, Sukiman menguaraikan panjangnya masa antre bagi calon jamaah haji untuk bisa menunaikan ibadah haji. Jika mengacu pada kuota musim haji tahun 2022, maka warga NTB yang berniat menunanaikan ibadah haji, harus menunggu selama 74 tahun. Namun jika kuota haji yang diberikan pemerintah Saudi Arabia ke Indonesia sudah normal seperti sebelum pandemi Covid-19, maka masa tunggu haji terbut bisa dipangkas.

Lamanya masa tunggu haji ini karena tingginya antusiasme masyarakat. Provinsi NTB sendiri berada di posisi ke-2 dengan masa tunggu terlama di bawah Kalimanten Selatan dengan masa tunggu 79 tahun. Lalu di tempat ketiga, ada Jawa Timur dengan masa tunggu hingga 70 tahun. Sukiman pun mengajak para jamaah berdoa agar situasi kembali normal sehingga kuota yang diberikan Indonesia juga bisa lebih banyak lagi, sehingga masa tunggu bagi warga yang hendak berhaji menjadi lebih pendek.

Dalam kesempatan itu, Sukiman mengajak para jamaah pandai-pandai mensyukuri nikmat Allah Swt. Dengan bersyukur, maka Allah akan memberikan kenikmatan dan keberkahan kepada umatnya. Dia mencontohkan bagaimana Tanah Suci Makkah begitu diberkahi oleh Allah SWT. Padahal bentang alamnya hanya gurun pasir dan gunung-gunung yang tandus. ”Tetapi apa yang kita cari seperti cotohnya buah-buahan ada semua. (Buah-buahan) Apa yang tidak pernah kita lihat di Indonesia, ada semua di sana,” terangnya.

Keberkahan yang didapatkan Tanah Suci Makkah itu, tidak terlepas dari tindakan dan perilaku masyarakatnya. Ada empat hal yang bisa dijadikan contoh. Pertama, saat azan waktu salat tiba, maka semua masyarakatnya menghentikan aktivitasnya dan berbondong-bondong menuju masjid untuk menunaikan salat berjamaah.

Kedua, masyarakat setempat gemar bersedekah. Hal itu bisa disaksikan saat bulan Ramadan maupun saat musim haji, warga setempat berbondong-bondong memberikan sedekah baik kepada warga tidak mampu maupun para pendatang yang melaksanakan ibadah umrah maupun berhaji. Ketiga, warganya gemar berdoa. Setiap melakukan aktivitas, mesti didahului dengan berdoa. Lalu keempat, warga setempat gemar membaca Alquran. Waktu luangnya digunakan untuk membaca Alquran. ” Berbeda dengan kita, waktu kita habiskan untuk membaca media sosial atau koran, sehingga waktu untuk membaca Alquran sedikit sekali,” katanya sambil mengajak para jamaah untuk introspeksi diri untuk meningkataan ketaqwaaan kepada Allah SWT sehingga diberikan keberkahan dalam hidup. (adi)

Komentar Anda