Subsidi Gas Elpiji 3 Kg Bakal Dicabut

Subsidi Gas Elpiji 3 Kg Bakal Dicabut
HARGA NAIK : Suasana salah satu distributor tengah menyalurkan beberapa tabung gas elpiji 3 kg ke toko klontong di Ampenan.(DEVI HANDAYANI/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Kementerian ESDM RI mulai merancang untuk mencabut subsidi gas elpiji 3 kg yang selama ini menjadi program subsidi bagi masyarakat kurang mampu. Pemerintah pusat akan menaikan harga gas elpiji 3 kg sesuai harga pasar. Rencana kenaikan gas elpiji 3 kg tersebut berlaku mulai Juli 2020 mendatang.

Kementerian ESDM bakal menaikan harga jual gas elpiji 3 kg sesuai mekanisme pasar, seperti halnya tabung gas non subsidi 12 kg, sebesar Rp 139 ribu atau Rp 11.583 per kg. Dengan demikian, maka harga gas elpiji 3 kg nantinya menjadi Rp 34.749 per tabung.

Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) NTB H Muhammad Husni mengaku belum mendapatkan surat resmi rencana kenaikan harga gas elpiji subsidi 3 kg. Pasalnya, rencana kenaikan atau penghapusan subsidi gas elpiji 3 kg, masih dalam pembahasan di Kementerian ESDM RI.

“Terkait hal itu, kami belum tau kelanjutannya. Kalau pun ada, nanti pasti akan ada suratnya dari pusat ke daerah,” kata Muhammad Husni, Rabu (15/1).

Dikatakan Husni, jika permberlakuan kenaikan gas elpijj 3 kg resmi ditetapkan, maka surat keputusan akan langsung menuju Gubernur NTB. Namun, sampai saat ini belum ada informasi terkait hal tersebut.

Sementara itu, rencanannya harga jual gas elpiji 3 kg mengikuti tabung non subsidi seperti 12 kilogram. Diketahui, harga elpiji 12 kilogram Rp 139 ribu atau Rp 11.583 per kilogram. Jika demikian, maka harga Elpiji 3 kilogram menjadi Rp 34.749 per tabung atau lebih tinggi dari harga subsidi di bawah Rp 20 ribu.

“Pada dasarnya kami di Pertamina selaku operator diberi amanat oleh pemerintah untuk mendistribusikan elpiji, siap apabila pemerintah merubah mekanisme pemberian subsidi,” kata Sales Branch Manager I NTB Aria Aditya.

Dijelaskannya, terkait mekanisme kenaikan harga gas elpiji 3 kilogram mendatang, pihaknya belum mengetahui lebih lanjut. Pasalnya, belum ada pemberitahuan dari pemerintah. Disisi lain, terkait rencana kenaikan gas elpiji 3 kilogram pada Juli 2020 mendatang, tak sedikit masyarakat mengeluh. Mengingat, tarif yang ditentukan pemerintah cukup tinggi.

“Untuk respon masyarakat kami belum bisa menebak. Intinya, Pertamina selaku operator yang diberikan penugasan mengikuti aturan dari pemerintah,” jelasnya.

Sementara itu, salah seorang warga Kota Mataram Rosmini menilai dengan akan adanya kenaikan harga gas elpiji 3 kilogram merasa keberatan. Pasalnya, selama ini harga jualnya berkisaran di Rp 17-18 pertabung.

“Keberatan sekali, karena kan banyak masyarakat yang engga mampu beli kalau naiknya tinggi sekali,” katanya.

Dikatakannya, rencana kenaikan harga gas elpiji 3 kg sebaiknya pemerintah melakukan kajian dan dibatalkan. Jika memang kondisinya naik, maka harus disesuaikan masyarkat miskin mana saja yang mendapatkan subsidi tersebut.

“Harus tetap sasaran, jangan semua mengaku miskin terus membeli tabung gas subsidi,” ujarnya.

Senada dengan Citra Meri mengeluhkan, jika memang akan naik hingga dua kali lipat. Pasalnya, dengan harga Rp 18 ribu pertabung saja masih banyak masyarakat tidak mampu membeli.

“Yang harga Rp 18 ribu pertabung saja, masih banyak masyarakat bilang mahal. Bagaimana kalau naik sampai dua kali lipat. Mungkin banyak yang tidak mau pakai gas nantinya,” katanya. (dev)

Komentar Anda