Subsidi Bunga Disetop, KPR Tetap Diminati

Subsidi Bunga Disetop
PERUMAHAN : Komplek perumahan rumah subsidi dalam proses pembangunan di wilayah Lombok Barat.( DEVI HANDAYANI/ RADAR LOMBOK )

MATARAM– Subsidi Selisih Bunga (SSB) Kredit Kepemilikan Perumahan (KPR) pada 2020 akan disetop oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan (PUPR). Meski subsdi bunga subsidi disetop, minat akan KPR subsidi maupun komersil tetap diminati oleh konsumen di NTB.

Kepala Bank Mandiri Cabang Mataram Gede Ngurah Wayan Sudiarsha menilai minat masyarakat NTB untuk mendapatkan KPR tetap tinggi, meskipun, subsidi bunga disetop oleh pemerintah. Hal ini, ditunjukkan dengan adanya penambahan kuota pada 2019 ini.

“Kebutuhan rumah tetap akan tinggi, apalagi rumah menjadi kebutuhan masyarakat,” kata Gede Ngurah Wayan Sudiarsha, Senin (30/12).

Gede mengaku optimis minat masyarakat akan KPR terus meningkat dari tahun ke tahun. Apalagi, kebutuhan rumah subsidi untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) memang banyak, meskipun harganya setiap tahun terus mengalami kenaikan.

Untuk diketahui, skema SSB pemerintah akan menanggung selisih suku bunga KPR yang dikenakan perbankan. Dengan demikian, suku bunga KPR yang dibebankan kepada masyarakat hanya 5 persen secara tetap selama 20 tahun.

Sebelumnya, Ketua Dewan Pimpinan (DPD) REI NTB H Heri Susanto, menilai skema SSB ini dihentikan, masyarakat bisa mengikuti program lainnya. Seperti, KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), SSB hingga Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT).

“FLPP dan BP2BT masih ada, jadi masyarakat tidak perlu khawatir dengan di setopnya subsidi rumah MBR,” katanya.

Meski skema SSB akan dihentikan 2020 mendatang, masyarakat yang sudah menerima bantuan subsidi dipastikan tetap melanjutkan proses KPR sampai lunas. Disisi lain, minat masyarakat akan rumah subsidi tidak akan berkurang. Apalagi, pascabencana tahun lalu, secara tidak langsung membuat tingkat penjualan rumah subsidi terus meningkat.

“Tidak hanya subsidi, minat masyarakat akan rumah komersil juga tetap tinggi,” ujarnya.  (dev)

Komentar Anda