Studi Kelayakan Jembatan Lombok-Sumbawa Ditunda

BATAL: Pemprov NTB batal menganggarkan biaya penyusunan FS jembatan Lombok-Sumbawa tahun ini.
BATAL: Pemprov NTB batal menganggarkan biaya penyusunan FS jembatan Lombok-Sumbawa tahun ini.

MATARAM–Salah satu mimpi besar kepemimpinan Zulkieflimansyah dan Sitti Rohmi Djalilah (ZulRohmi), yaitu membangun infrastruktur darat yang menghubungkan Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa.

  Masyarakat juga sangat antusias memberikan dukungan atas rencana proyek tersebut. Mimpi besar itu bukan sekedar isapan jempol. Sudah ada pula investor yang tertarik dan melakukan pra feasibility study (PreFS). Bahkan tahun ini direncanakan untuk dilakukan feasibility study (FS) atau studi kelayakan. Pemerintah Provinsi NTB, telah siap membiayai FS.  Namun rencana ini belum bisa terealisasikan akibat  wabah Covid-19. “Kalau sekarang saya tidak berani. Gak cukup, gak ada persediaan uang untuk FS jembatan Lombok-Sumbawa melalui APBD-P. Tahun ini belum kita mampu alokasikan anggarannya,” ungkap Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi NTB, Amry Rahman.

 Untuk biaya penyusunan FS mencapai Rp 12 miliar. Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2020, tidak tercantum untuk FS. Sehingga direncanakan diakomodir melalui

APBD Perubahan. Berdasarkan pra FS yang dilakukan konsultan dari Korea beberapa waktu lalu, total biaya untuk konstruksi pembangunan jembatan Lombok-Sumbawa bisa mencapai Rp 20 triliun. Untuk konstruksi saja diperkirakan lebih dari Rp 16 triliun. Belum lagi biaya-biaya lainnya. “Saya tegaskan untuk tahun ini, FS belum bisa dianggarkan. Kecuali ada orang yang mau membiayai,” katanya.

 Keberadaan jembatan Lombok-Sumbawa dinilai sangat strategis. Apalagi dengan ditetapkannya Labuan Bajo sebagai destinasi prioritas bersama dengan Mandalika. Apabila jembatan tersebut sudah dibangun, maka untuk bisa ke pulau Sumbawa hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit saja melalui jembatan. Berbeda halnya dengan kondisi saat ini, butuh waktu berjam-jam untuk pergi ke pulau Sumbawa melalui Pelabuhan Kayangan.  “Mudah-mudahan ada rezeki, tahun 2021 lah kita angkat. Nanti saya koordinasi lebih lanjut dengan sumber-sumber pembiayaan lain,” ujar Amry.

 Rencana pembangunan jembatan tersebut mendapat dukungan penuh dari pemerintah Lombok Timur maupun Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). Bahkan, Bupati Lombok Timur H Sukiman Azmy siap jika diajak untuk sharing anggaran FS. Amry sendiri menilai, kondisi daerah saat ini tidak memungkinkan untuk mengurus kebutuhan jembatan Lombok-Sumbawa. “Kalau betul Bupati Lotim bersedia, saya siap kesana. Saya mau presentasi ke Lotim. Nanti kita koordinasikan lebih lanjut, itu bagus sharing anggaran. Tapi dengan kondisi saat ini kayaknya berat,” katanya.

  Menurut Amry, saat ini banyak kebutuhan daerah yang lebih mendesak untuk diutamakan. Terutama bagaimana caranya untuk memulihkan perekonomian. “Saya tahu persis soal jembatan ini, kan dulu ide saya. Sekarang belum terlalu urgen di tahun ini karena situasi yang kita hadapi. Ada hal lain yang harus kita tuntaskan supaya perekonomian jangka pendek segera bergerak,” ucap Amry Rahman.

  Asisten II Pemerintah Provinsi NTB, Ridwan Syah mengatakan, Pemprov NTB belum menargetkan kapan mega proyek tersebut bisa terealisasi.  Mengingat, jembatan Lombok-Sumbawa merupakan mimpi besar yang sudah ada sejak lama. Penyusunan FS juga memang sangat penting. FS bukan hanya untuk mengetahui secara lebih detail soal konstruksi, panjang jembatan dan perhitungan biaya pembangunan. Namun juga menjadi kajian yang bisa dijadikan dasar dalam menghitung keuntungan dari segi materi. “Saya yakin jembatan ini layak secara ekonomi. Tapi kita belum bisa pastikan kapan bisa groundbreaking,” ujarnya. Ridwan Syah sendiri pesimis proyek tersebut bisa tuntas hingga akhir masa jabatan Zul-Rohmi. “Yang penting pada pemerintahan pak Gubernur ini sudah ada rupanya lah sebelum 2024. Tapi itu kan harapan. Tapi menurut saya tidak semudah itu,” katanya.

 Gubernur NTB Dr Zulkieflimansyah sendiri, kata Ridwan Syah, sangat berharap jembatan Lombok-Sumbawa bisa terealisasi secepatnya. Namun yang harus dipahami, mewujudkan jembatan tersebut tidak mudah. Secara analisa ekonomi, kata Ridwan Syah, jembatan Lombok-Sumbawa akan menjadi sangat penting. Apalagi saat ini Pemprov NTB sedang mempersiapkan kawasan industri di KSB. Kawasan smelter dan industri turunannya tersebut, akan membuka banyak peluang kerja. Ribuan tenaga kerja baru dibutuhkan. “Pekerja banyak dibutuhkan, bisa dari Lotim dan juga Mataram nanti. Kalau ada jembatan, cukup butuh waktu 15 menit ke Sumbawa dari Lombok.   Dan ingat, Lombok – Sumbawa juga kan lalu lintas trans nasional. Jadi sebenarnya sangat strategis jembatan ini,” jelas Ridwan Syah. Pimpinan DPRD Provinsi NTB, Mori Hanafi bisa memahami rencana proyek jembatan Lombok-Sumbawa terbengkalai. Sehingga, opsi tidak dianggarkan biaya FS merupakan keputusan terbaik. “Tahun ini semua terpaksa ditunda. Termasuk program percepatan

jalan yang Rp 750 miliar.  Cuma Rp 125 miliar jadinya tahun ini dan kosong sekarang, tidak ada tersisa,” ungkap Mori. (zwr)

Komentar Anda