Sterling Lebih Bebas Bersama Guardiola

ARAHAN: Raheem Sterling mendapat arahan oleh pelatihnya, Pep Guardiola sebelum turun bermain.

INGGRIS–Raheem Sterling menyindir cara bermain yang diterapkan Manuel Pellegrini yang mem­buatnya tidak berkembang. Pemuda kelahiran Jamiaka 21 tahun silam itu banyak menda­pat kritik sejak ia dibeli dari Liverpool di musim panas sebe­lumnya.

Namun musim ini ia seolah kembali menemukan bentuk permainan terbaiknya di bawah asuhan Josep Guardiola. "Tahun ini, semua berbeda. Saya sempat berbicara dengan Pep dan dia menunjuk­kan di mana ingin saya bermain dan apa yang diinginkannya. Dia katakan sisanya terserah saya," kata Sterling.

Sterling bilang, selama dia­suh Pellegrini merasa tidak bisa mengeluarkan kemampuan alaminya. Semuanya hanya didasarkan pada satu atau dua sentuhan. Saya tidak bisa meng­giring bola

"Guardiola mengatakan den­gan kemampuan saya, saya harus sering coba melewati lawan, melepaskan umpan dan juga mencetak gol. Selain itu saya juga di­minta kembali ke posisi begitu kehilangan bola. Ini adalah tantangan yang hebat. Saya merasa mendapat lebih banyak kebebasan untuk berekspresi sekarang," ujarnya.

Sementara itu, Thibaut Courtois yakin Chelsea masih merupakan salah satu favorit juara Premier League musim ini, meski mere­ka tampil kurang memuaskan da­lam beberapa pekan terakhir. Chelsea kembali ke jalur kemenan­gan akhir pekan lalu, usai mengalahkan Swansea 2-0, setelah sebelumnya hanya meraih satu angka di tiga laga liga di September.

Saat ini The Blues duduk di peringkat tu­juh klasemen, namun hanya tertinggal lima angka di belakang Manchester City.

"Masih terlalu awal untuk berbicara mengenai bagaimana kami tersingkir dari bursa juara. Kita semua tahu Premier League dan ini bisa berubah dengan amat cepat," tutur Courtois.

Kabar lainnya, dua manajer klub Inggris senasib dipecat dari jabatannya setelah gagal mengangkat performa buruk tim. Roberto Di Matteo belum lama menjabat sebagai manajer klub divisi dua Inggris Aston Villa. Namun, performa buruk tim asuhannya membuat mantan manajer Chelsea itu terpaksa kehilangan jabatan. Di Matteo resmi dipecat 3 Oktober 2016. Sejak diangkat pada 2 Juni 2016, berarti bekas gelandang Italia itu hanya 124 hari menduduki kursi manajer Villa.

Performa Villa di tangan Di Matteo memang mencemaskan. Dalam 12 pertandingan musim ini, Di Matteo cuma bisa membawa Villa meraih satu kemenangan, tujuh hasil im­bang dan sudah menelan empat kekalahan.

Nasib serupa dialami Francesco Guidolin yang dipecat sebagai pelatih Swansea City. Pemecatan ini merpakan ujung dari keka­la­han Swansea dari Liverpool 2-1 di pekan ketu­juh Premier League 2016/2017. Ini juga adalah pemecatan per­tama pelatih di Premier League musim ini.

Dari tujuh laga, Guidolin baru membawa Swansea meraup 4 poin. Guidolin pun mengakhiri sembilan bulan kebersamaannya bersama di klub ini. Sebagai pengganti, Swansea menda­tangkan Bob Bradley. Sekaligus menjadi pelatih pertama asal Amerika Serikat yang melatih di Premier League. (rm)

Komentar Anda