Stabilkan Harga Beras, Gencarkan SPHP dan Penyaluran Bantuan Pangan

Pengecekan stok beras di gudang Perum Bulog dan dipastikan dalam kondisi aman.

MATARAM – Bulog Provinsi NTB telah menggelontorkan bantuan pangan alokasi Oktober 2024 tahap tiga sekitar 100 persen untuk 643.000 Penerima Bantuan Pangan (PBP) di 10 kabupaten/kota se-NTB. Saat ini proses juga masih terus diselesaikan penyerahannya ke PBP, karena faktor jarak, kesulitan medan dan sebagainya.

Pimpinan wilayah (Pimwil) Bulog NTB Sri Muniati optimis hingga akhir pekan ini seluruh PBP yang terdaftar menerima seluruh bantuan pangan yang menjadi hak mereka.

“Dengan pagu penerima bantuan pangan 643.000 tersebut, Bulog NTB telah menyalurkan 6.400.030 kg untuk setiap bulan alokasi penyaluran,” kata Sri Muniati.

Sri mengatakan pada November ini tidak dilakukan penyaluaran. Tapi akan Kembali dilakukan penyaluran bantuan pangan untuk tahap tiga ini (November) pada akhir tahun atau Desember 2024. Kendati demikian, untuk menjamin ketersediaan pasokan dan mengendalikan harga pangan pokok di pasar, Bulog terus melakukan penyaluran beras SPHP. Pasalnya, penyaluran beras SPHP ini tidak memandang penerima bantuan atau bukan penerima bantuan pangan.

Seluruh anggota masyarakat bisa mendapatkan atau mengakses beras SPHP di pasaran umum melalui jaringan jaringan pengecer yang sudah bermitra dengan Bulog di pasar tradisional, di luar pasar maupun di beberapa ritel modern yang menjadi mitra Bulog. Kemudian bisa menemui kegiatan-kegiatan operasi pasar, baik yang dilakukan secara mandiri oleh tim Satgas Bulog di dari Kanwil maupun cabang-cabang sampai dengan yang kerja sama atau sinergi dengan program gerakan pangan murah yang digelar oleh daerah masing-masing.

“Kami terus melakukan penetrasi pasar sepanjang hari sepanjang tahun dengan beras SPHP sampai akhir tahun 2024, dalam rangka stabilisasi harga,” ungkapnya.

Dikatakannya, bahwa penugasan untuk penyaluran beras SPHP ini sampai dengan 31 Desember 2024. Kegiatan penyaluran bantuan pangan maupun beras SPHP akan berlanjut di awal tahun 2025, tentunya Bulog sebagai operator akan mengikuti kebijakan pemerintah dalam hal ini yang diwakili oleh Badan Pangan Nasional yang memberikan penugasan.

Bulog siap untuk meneruskan atau melanjutkan penyaluran cadangan pangan pemerintah ini, sesuai syarat dan ketentuan yang berlaku. Karena itu, Bulog NTB terus melakukan monitoring dan penguatan stok supaya Pemerintah Daerah di NTB dan Bulog NTB sewaktu-waktu siap untuk melakukan kegiatan penyaluran dan memastikan ketersediaan pasokan serta pengendalian harga pangan.

Untuk penyaluran beras SPHP sudah berjalan sekitar hampir 70% dari target untuk Kanwil Bulog NTB atau lebih kurang lebih dari 16. 200 ton sudah digelontorkan bagi masyarakat umum. Bulog NTB masih tetap mengalokasikan setidaknya sampai 3.000 ton lagi sampai akhir tahun. Bahkan Apabila membutuhkan pada prinsipnya stok cukup. Sementara untuk penguatan stok, sampai saat ini Bulog NTB terus memaksimalkan potensi gabah atau beras yang tersedia di penggilingan yang kiranya masih bersedia untuk dikerjasamakan atau ditransaksikan dengan Bulog Kanwil NTB maupun cabang-cabang di Kanwil NTB.

“Kami juga terus memaksimalkan serapan pengadaan gabah beras dalam negeri, khususnya di NTB pada periode Oktober hingga Desember. Untuk Oktober – November kami sudah menyerap lebih kurang 3.000 ton setara beras,” tutupya. (luk)