Spekulan Kamar Hotel Diduga Bermain Jelang MotoGP

illustrasi

MATARAM – Meski perhelatan MotoGP di Sirkuit Mandalika Lombok masih lagi dua bulanan, atau tepatnya pada 18-20 Maret 2022, namun kamar hotel di Lombok, khsusunya di Lombok Barat, Lombok Tengah dan Kota Mataram sudah diboking penuh. Namun persoalan mulai muncul, dan mendapat komplain sejumlah pelaku perjalanan wisata atau para travel agen di NTB. Pasalnya, diduga para spekulan kamar hotel bermain dengan terlebih dahulu melakukan boking kamar hotel dan menjual dengan harga tiga hingga empat kali lipat dari harga normal.

Ketua Asosiasi Travel Indonesia (ASITA) NTB Dewantoro Umbu Joka mengakui jika kenaikan harga kamar hotel di Lombok sudah sangat tinggi. Ironisnya, lagi jika kamar hotel sudah ful boking, justeru oleh oknum diduga spekulan menawarkan kamar hotel yang sama dengan harga jual hingga 4 kali lipat dari harga normal. “Itulah kita tidak tahu ini siapa yang bermain, kayak lingkaran setan. Kita cek hotel full, tapi cek di luaran kita cek ada saja yang jual dengan harga luar biasa mahal dan harus cash,” kata Umbu Joka kepada Radar Lombok, Minggu (23/1).

Menurut Umbu sapaan akrabnya, bisa saja hotel tidak menaikkan harga kamar terlalu tinggi. Hanya saja, para pemodal besar entah darimana asalnya, yang datang block kamar hotel di Lombok. Kemudian pemodal besar itu kembali menjual kepada travel atau calon tamu penonton gelaran MotoGP pada periode 18-20 Maret 2022 dengan harga sangat tinggi, bahkan empat kali lipat dari harga normal. Sementara, permintaan dari mitra travel agent, seperti anggota Asita NTB cukup banyak dari luar NTB, namun kendala di hotel dan keterbatasan transportasi.

Harga kamar yang terlampau tinggi, membuat pelaku usaha travel perjalanan wisata kebingungan. Belum lagi persoalan transaportasi yang juga ikut naik tinggi, membuat travel agen simalakama. Menurutnya, kenaikan harga yang sangat tinggi ini membuat para tamu bisa saja memilih paket nginap di Bali untuk menonton event MotoGP di Sirkuit Mandalika Lombok. Hanya saja, kondisi ini sudah terjadi, karena kamar hotel bintang sudah full boking, maka mau tidak mau terpaksa pelaku wisata perjalanan wisata tidak bisa berbuat banyak dan menyesuaikan harga. Meski para tamu protes karena kenaikan harga yang fantastis dan ini bisa berdampak jangka panjang terhadap pariwisata NTB kedepannya.

Baca Juga :  Aset Tersangka Kasus Benih Jagung Ditelusuri

Umbu menyebut jika saat ini sudah berjalan mekanisme pasar, sehingga harga kamar hotel sangat tinggi. Mungkin karena dua tahun ini pada tiarap hotel kosong dan PHK, serta transportasi juga menganggur banyak, sehingga mungkin mereka kejar setoran. Hanya saja, perlu dimaklumi, karena 9 tahun kedepan akan ada lagi event MotoGP WSBK serta IATC dan even lainnya, maka pemerintah harus sering terus berkomunikasi dengan stakeholder untuk menghindari kejadian seperti saat ini. “Intinya ini kayak angin berasa ada yang jual, tapi tidak keliatan siapa yang jual kamar. Kayak orang kentut berasa bau, tapi tidak keliatan siapa yang kentut,” ungkapnya.

Umbu tak menampik jika sudah beberapa kali melakukan pertemuan yang difasilitasi Dinas Pariwisata Provinsi NTB. Hanya saja, di setiap pertemuan itu bersama dengan asosiasi travel, perhotelan dan transportasi, namun jawabannya mentok dan tidak ada solusi. Dan pihak perhotelan memberikan jawaban karena permintaan besar akan kamar sesuai mekanisme pasar ‘supply and demand’, sehingga harga mengikuti pasar.  “Karena ini event besar yang pertama, dari sisi positifnya mudah-mudahan bisa merangsang calon investor perhotelan dan transportasi tertarik untuk berinvestasi di NTB,” harapnya.

Hal senada juga diakui Ketua Asosiasi Travel Indonesia (Astindo) NTB Sahlan jika pihaknya jauh hari sejak Desember 2021 lalu sudah menyuarakan kenaikan harga yang sangat tinggi. Namun, dari pemerintah daerah tidak ada respon, hanya sebatas pertemuan berkali-kali tapi tidak ada solusi dan keputusan. “Harga kamar juga kami keluhkan jauh sebelum asosiasi lainnya bicara. Tapi saat ini event MotoGP 2022 kami menerima kenyataan, bahwa situasi sudah tidak mungkin dikendalikan. Peran Dispar NTB hanya rapat saja, ga pernah ada implementasi,” bebernya.

Ketua Asosiasi Hotel Senggigi Lombok Barat Ketut Murtajaya Kusuma menyebut jika hotel di kawasan wisata Sengiggi dengan jumlah kamar sekitar 2000 dari 40 hotel bintang sudah 100 persen full boking untuk gelaran MotoGP di Sirkuit Mandalika Lombok untuk periode 18-20 Maret 2022. “Hotel di kawasan Sengiggi sudah full boking. Mengenai aktualnya saya tidak bisa pastikan terkait pembayaran. Mungkin sudah full bayar atau cash bertahap. Tergantung kesepakatan dengan masing-maisng hotel,” sebutnya.

Baca Juga :  Kebakaran MT Kristin Bukan Kelalaian Manusia

Mengenai adanya dugaan ‘makelar’ kamar hotel untuk event MotoGP, Ketut tak menampik hal tersebut bisa saja terjadi. Karena baginya, di semua sektor makelar itu pasti ada. Hanya saja, dalam sebuah bisnis pelaku usaha yang lebih dulu boking dengan harga bagus bagi hotel dan pembayarannya lancar, maka itu tidak ada masalah. Selama itu, juga tidak ada yang dirugikan. “Bagi hotel yang sudah dibayar dan terima uang kan dengan senang hati. Apalagi harganya cukup bagus. Bahwa kemudian dijual lagi dengan harga lebih sangat wajar, karena mereka pasti cari untung dan sudah mengeluarkan modal lebih dulu,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Hotel Mataram (AHM) Yono Sulistiyo membenarkan jika hotel bintang di Kota Mataram sudah full boking. Terdapat 2.958 kamar di hotel berbintang yang berada di bawah naungan AHM sudah full boking sejak Desember 2021 lalu untuk event MotoGP periode 18-20 Maret 2022. “Untuk periode 18-20 Maret sudah full boking. Ini dipengaruhi permintaan persediaan. Bahkan, permintaan lebih tinggi dibandingkan dengan persediaaan, sehingga menyebabkan kenaikan harga jual kamar hotel ada kenaikan dan itu wajar,” ungkap Yono yang juga General Manager Fave Hotel Mataram ini.

Yono mengatakan bahwa hotel di Mataram yang termasuk dalam anggota AHM rata-rata bekerja sama dengan asosiasi travel agent. Dan harga yang diterapkan juga memberlakukan publish rate dan wajar kalaupun kondisi lagi peak season harga dinaikan. “Masih wajar kalau posisi permintaan tinggi yang harga biasanya Rp 425 ribu naik menjadi Rp 850 ribu. Dan rata-rata teman teman hotel juga bekerja sama dengan travel lokal NTB dalam menjual kamar,” terangnya.

Terpisah, pengusaha travel agent di Mataram, Budi Agung menyebut jika kenaikan harga di saat moment event besar seperti MotoGP sebuah hal yang wajar. Hal tersebut disebabkan permintaan yang besar, sementara persediaan kurang, sehingga menyebabkan kenaikan harga yang cukup tinggi. “Saya pun sedikit kaget awalnya dengan kenaikan harga yang tinggi. Tapi ya sudahlah, semua memanfaatkan momen. Jika tamu mau, ya silakan, kalo ga, ya si travel siap-siap menanggung rugi,” ujarnya. (luk)

Komentar Anda