Solar Dibatasi Distribusi Barang Terhambat

SOLAR LANGKA
KEMBALI LANGKA : Nampak antrian panjang truk di SPBU Dasan Cermen untuk mengisi BBM solar, Senin (5/10). (devi handayani/radar lombok)

MATARAM – Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar di sejumlah SPBU kembali langka beberapa hari belakangan ini. Begitu BBM solar mulai tersedia di SPBU Dasan Cermen, antrian panjang kendaraan truk, serta mobil barang mulai meluber hingga puluhan kendaraan di jalan umum untuk mengisi BBM solar.

Tidak adanya kepastian ketersediaan BBM solar yang biasanya digunakan angkutan barang ini akan berdampak pada terhambatnya distribusi dan ujungnya pada kelangkaan dan kenaikan barang bahan pokok dan juga bahan bangunan.

Di SPBU Dasan Cermen, Senin (5/10), nampak antrian panjang mengurai kendaraan pengangkut barang untuk mengisi BBM jenis solar. Sebelumnya, di SPBU Dasan Cermen ini, memasang plang pemberitahuan kalau BBM jenis solar sudah habis. BBM jenis solar mulai tersedia di SPBU jenis solar pada Senin pagi, sehingga kendaraan pengangkut barang berjejer antrian panjang.  

Terjadinya antrian panjang tersebut lantaran baru datangnya pasokan BBM jenis Solar, sehingga para supir truk angkutan barang antri untuk mengisi solar, karena takut tidak kebagian. Terjadinya antrian panjang tersebut sudah beberapa kali terjadi, disinyalir terjadi kelangkaan BBM solar. Jika kondisi tersebut berkepanjangan tentunya berdampak pada pendistribusian bahan pangan dan lainnya.

“Kalau terus berkelanjutan akan menjadi masalah untuk dunia usaha, terutama berkaitan dengan transportasi dan angkutan barang,” kata Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) NTB H Lalu Anas Amrulah, kepada Radar Lombok, Senin (5/10).

Baca Juga :  Stok BBM di NTB Aman Sepanjang Libur Pergantian Tahun

Dikatakannya, karena angkutan barang banyak digunakan oleh truk-truk besar dan transportasi angkutan kota pun ikut berpengaruh. Ia menilai, jika dalam kurun waktu yang lama masih saja terjadi antrian panjang karena adanya kelangkaan setiap pengisian BBM solar, akan berpengaruh terhadapat ketersediaan barang dan juga ujungnya kenaikan harga.

“Mungkin ada gangguan dalam beberapa saat, bukan kemudian sudah tidak punya lagi ketersediaan solar. Tapi saya tidak tahu seberapa jauh, apakah ini karena hambatan di distribusi atau yang lainnya,” kata Lalu Anas.

Menurutnya, dengan kondisi ekonomi sedang turun mestinya tidak ada lompatan lompatan kebutuhan yang terlalu besar. Sementara disektor industri sendiri pun ada lonjakan kebutuhan akan solar yang cukup tinggi, mengingat BBM solar diperuntukkan bagi kendaraan truk-truk angkutan barang bukan untuk kendaraan pribadi.

“Ada regulasi yang jelas prioritasnya kepada siapa, apakah lebih dominan untuk porsinya kebutuhan orang banyak, sehingga ada penyesuaian untuk kebutuhan kendaraan pribadi dan angkutan,” jelasnya.

Ia berharap dari pihak Hiswana Migas dapat mencari jalan keluarnya agar tidak terjadi antrian panjang di sejumlah SPBU.

Terpisah, salah seorang supir truk barang Rahmat mengatakan, tidak mengetahui apakah solar langka atau tidak. Karena memang biasanya ia bersama supir truk lainnya membeli di SPBU Dasan Cermen. Jika tidak ada ia akan mengisi di SPBU lain yang menyediakan BBM solar.

“Baru saja ngantrinya karena katanya di sini sudah ada solar lagi. Kemarin sempat muter cari SPBU yang ada solar, tapi gak dapat,” ujarnya.

Baca Juga :  Paska Gempa, Pertamina Jamin Pasokan BBM Aman

Menurutnya, dengan antrian panjang untuk mengisi BBM solar tersebut membuat pekerjaannya tertunda. Terlebih mengantar barang kebeberapa pemesan, bahkan dirinya terpaksa pulang bekerja terlambat daripada biasanya.

“Karena barangnya diantar ke beberapa tempat, mulai sekitar Mataram, Lombok Tengah sampai Lombok Timur,” tuturnya.

Senanda dengan Rahmat, Hamdi mengaku beberapa hari kesulitan mendapatkan solar. Ia sudah berkeliling ke sejumlah SPBU, namun semuanya persediannya kosong. Sulitnya untuk pengisian bahan bakar membuat pekerjaanya terhambat.

“Alhamdulillah sudah tersedia lagi, walaupun harus ngantri panjang seperti ini. Apalagi yang ngisi truknya besar-besar,” katanya.

Sementara itu, Sales Branch Manager I NTB PT Pertamina Ampenan, Aria Aditya, membantah terjadinya kelangkaan BBM solar. Aria justru mengklaim persedian BBM solar masih cukup.

“Jika terjadi antrian panjang, karena memang pasokannya dibatasi. Mengingat solar merupakan BBM subsidi,” ucap Aria.

Dikatakan, premium adalah jenis bahan bakar penugasan khusus dan solar subsidi adalah jenis bahan bakar tertentu. Kedua jenis bahan bakar tersebut memiliki kuota terbatas yang diberikan oleh pemerintah setiap tahunnya. Sehingga PT Pertamina harus dapat menyalurkan kedua jenis bahan bakar tersebut sesuai dengan kuota yang diberikan.

“Berbeda dengan BBM nonsubsidi yan tidak memiliki kuota atau tidak terbatas,” katanya. (dev)

Komentar Anda