SMPN 7 Mataram Ditunjuk Jadi Sekolah Model

SOSIALISASI: Inilah suasana pembukaan sosialisasi sekolah model di SMPN 7 Mataram yang melibatkan 5 SMP yang jadi fokus binaan (NASRI/RADAR LOMBOK)

MATARAM—Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Mataram mengusulkan SMPN 7 Mataram agar menjadi sekolah model berdasarkan kecocokan kriteria yang dimilikinya. Praktis setelah SMPN 7 Mataram memenuhi semua persyaratan yang ada, Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) NTB merestui dan menunjuk SMPN yang dipimpin H. Muhamad Sibawaih itu.

Kabid Pendidikan Dasar (Dikdas) Dikpora Kota Mataram, H. Zainal Arifin mengatakan, alsan menjadikan sekolah ini sebagai model SMP di Kota Mataram yakni dari segi kriterianya cukup bagus. Sekolah ini sudah mengantongi status akreditasi A, sisi kemajuan akademik juga cukup  berprestasi.

“Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ini juga berjalan dengan baik,” ungkapnya, Rabu (16/11).

Baca Juga :  Pembatasan Kuota Sekolah Negeri Dianggap Wacana

Adapun yang dimaksud sekolah model, jelasnya, yakni sekolah yang sudah terakreditasi A tapi harus memenuhi 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP). Sesuai penilaian dari pihaknya dan LPMP NTB, sekolah tersebut sangatlah cocok menjadi sekolah model.

Sejak ditunjukanya sekolah ini sebagai sekolah model, sdikitnya ada 5 SMP binaan SMPN 7 Mataram. Diantaranya 4 SMP negeri dan 1 SMP swasta. Perwakilan dari 5 SMP inipun semuanya hadir dalam mengikuti sosialisasi sekolah model yang berlangsung selama 3 hari.

Sementara itu, Kepala SMPN 7 Mataram, H. Muhamad Sibawaih mengatakan, pihaknya sangat bersyukur sekolahnya dipercaya menjadi sekolah model. Baginya, untuk mendapatkan predikat sekolah model tidaklah mudah. Ini karena syaratnya begitu sulit.

Baca Juga :  Sekolah Semakin Dikepung Iklan Rokok

Namun karena kegigihan semua pihak yang ada di sekolahnya, baik dari siswa hingga para guru dan pegawainya, praktis sekolahnya berhasil memeuhi 8 kriteria yang menjadi SNP. Dari 8 Standar Nasional Pendidikan yang harus dipenuhinya, yakni standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar pendidikan dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan pendidikan dan terkhir standar penilaian pendidikan.

Sibawaih mengaku, semua 8 SNP sudah terpenuhi. Namun ia menyadari bahwa masih ada yang harus diperbaiki. Tujuannya agar perjalanan sekolah model yang dijalankan berjalan dengan maksimal.

"Kami tetap akan memperbaikinya, selama masih ada yang kurang," tandasnya. (cr-rie)

Komentar Anda