SMPN 2 Mataram Fleksibel Soal Larangan Bawa HP

SMPN 2 Mataram

MATARAM—Larangan membawa handphone ke sekolah oleh Gubernur NTB rupanya ditanggapi beragam. Tidak sepenuhnya larangan itu diindahkan.

Di SMPN 2 Mataram misalnya. Di sekolah ini siswa tidak sepenuhnya dilarang membawa HP. Ini dilakukan karena perangkat teknologi yang satu ini masih dibutuhkan sebagai media pembelajaran.

“Kami belum bisa sepenuhnya larang siswa. Sebab HP itu sewaktu-waktu sangat dibutuhkan siswa sebagai media dalam menjalankan tugas pembelajaran,” kata Kepala SMPN 2 Mataram, H. Lalu Suwarno, Selasa (4/4).

[postingan number=3 tag=”pendidikan”]

Dijelaskannya, didalam modul pembelajaran di salah satu mata pelajaran yang ada di sekolah ini, media HP sangat dibutuhkan sebagai penunjang kelangsungan belajar siswa. Ini karena didalam pemanfaatan HP itu, siswa memiliki akun sendiri dalam menyerahkan tugas, kemudian mencari tugas.

Baca Juga :  Curi HP, Mahasiswa Dibekuk

Kata dia, sejauh ini penggunaan HP masih dipertimbangkan pihaknya. Karena di satu sisi larangan ini merupakan aturan dari pemerintah NTB.

Adapun solusi atau pertimbangan yang akan dilakukan pihaknya, yakni mencoba menyiasati dengan melakukan laporan khusus di sekolah yang dijadikan petugas pemeriksaan dalam larangan bawa HP tersebut. Artinya, sekolah tetap akan mematuhi dan menjalankan larangan tersebut, tapi guru yang bersangkutan harus melapor terhadap petugas yang ditugaskan sekolah. Bahwa pelajaran yang akan dibawa pada hari itu sangat membutuhkan media HP.

Dengan demikian, pengontrolan terkait siswa yang dibolehkan bawa HP cukup mudah. Misalnya, pada minggu bersangkutan kelas VII A membutuhkan media tersebut, kemudian di minggu selanjutnya kelas VII B. Dengan begitu, saat siswa lain ketahuan membawa HP, maka pihaknya tetap akan menindaknya.

Baca Juga :  Mayoritas Kepsek Dukung Larangan Bawa HP

“Kami tetap jalankan aturan ini, tapi kami juga akan atur jadwal terhadap siswa yang membutuhkan media HP pada saat pelajaran,” tambah Suwarno.

Salah satu guru SMPN 2 Mataram, Nani mengatakan, dari modul yang digunakan di sekolah itu, ada sebagian Mapel yang membutuhkan media HP. Ini karena pada media tersebut, siswa terlihat lebih menikmati pembelajaran yang berlangsung.

Bahkan sepengetahuannya, dengan media HP pembelajaran berlangsung sukses sejak diterapkan. Namun selaku bawahan, pihaknya mengaku menunggu keputusan dari pihak sekolah.

Menurutnya keduanya sama sama baik, artinya larangan ini juga baik untuk kelangsungan siswa. “Dua-duanya memang sama-sama baik. Makanya kita tunggu saja keputusan sekolah juga,” tutupnya. (cr-rie)

Komentar Anda