MATARAM—Upaya meningkatkan kedisiplinan siswa di SMAN 5 Mataram terus digenjot. Salah satru caranya yakni dengan memberlakukan absensi sidik jari (finger print).
“Absensi sidik jari ini sudah kita berlakukan sejak Januari lalu,” ungkap Kepala SMAN 5 Mataram, H. Nasrudin, Kamis kemarin (16/3).
Dengan adanya finger print, ungkapnya, pengontrolan terhadap siswa, mulai dari ketika mulai masuk ke sekolah hingga pulang jadi sangat mudah. Ini dikarenakan oleh adanya sidik jari siswa yang mengabsen ketika sudah di sekolah.
[postingan number=3 tag=”pendidikan”]
Katanya, kenyamanan yang lain dirasakan adalah data finger print siswa terhubung secara langsung ke handphone orang tua yang bersangkutan di rumah. Ketika siswa memasukkan jarinya ke alat finger print, dengan otomatis pesan akan masuk ke ponsel orangtua setiap siswa.
Dijelaskannya, alat tersebut sangat membantu absensi siswa. Dengan demikian siswa tidak akan berani bolos. Karena jika berani dengan sendirinya pasti diketahui oleh orangtuanya.
Selain itu tambahnya, pemberlakuan finger print seperti yang dilakukan oleh kebiasaan guru-guru selaras juga dengan rencana larangan bawa ponsel terhadap siswa. Ini karena siswa yang bersangkutan tidak perlu menelpon orangtuanya untuk dijemput setelah habis jam sekolahnya. “Jadi sangat pas dijadikan solusi untuk mengurangi penggunaan hp terhadap siswa,” jelasnya.
Semenatara itu, Waka Humas SMAN 5 Mataram, M. Zuprin, mengatakan hal yang sama. Peningkatan kedisiplanan siswa secara otomatis terjadi dengan sendirinya melalui alat ini. Siswa disebutnya sangat sadar jika dirinya dikontroil oleh alat tersebut.
“Fasilitas ini bertujuan untuk mempermudah komunikasi siswa dan para orangtua wali,” sebutnya.
Apalagi sekarang tidak sedikit para orangtua yang takut akan terjadinya penculikan. Maka dengan pemberlakuan finger print ini tidak ada lagi kekhawatiran semacam itu. Ini karena pengontrolannya rill dan memudahkan. (cr-rie)
