SMAN 1 Sakti Belum Siap Jalankan UNBK

Sahnun Zain (IRWAN/RADAR LOMBOK)

SELONG–Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN 1) Sakra Timur (Sakti), hingga kini belum juga siap melaksanakan program Ujian Nasional Berbasis Komputer. Pasalnya, sekolah yang berada di daerah kekeringan ini masih minim sarana dan prasarana.

Kepala SMAN 1 Sakti, Sahnun Zain menegaskan, meski pemerintah telah meminta kepada semua sekolah menerapkan program UNBK di masing masing sekolah. Namun untuk SMAN 1 Sakti diakui belum bisa menerapkan program itu, mengingat keterbatasan yang ada di sekolah.

“Jika kita lihat sekolah-sekolah lain fasilitasnya serba ada. Namun untuk SMAN 1 Sakra Tumur ini masih jauh dari kata lengkap, kecuali jika kita membawa anak-anak ke sekolah lain,” ungkapnya kepada Radar Lombok, Rabu (23/11).

Disampaikan, untuk penerapan UNBK pihak sekolah harus memiliki fasilitas yang memadai, seperti jaringan, jumlah komputer, dan alat-alat pendukung lainnya. Sedangkan di SMAN 1 Sakti, meskipun sekolah ini sudah lama berdiri, tetapi fasilitasnya belum memadai. “Yang paling kita sayangkan, tidak ada jaringan yang masuk ke wilayah Sakra Timur. Sehingga ketika kita mengajukan untuk memasang jaringan, kita tidak bisa dilayani,” akunya.

Selain faktor jaringan yang tidak ada, sekolah juga masih kekurangan jumlah komputer, dimana jumlah komputer yang ada di SMAN 1 Sakti hanya sebanyak 15 unit saja. ”Bayangkan saja, jumlah komputer sebanyak ini saja sudah kurang. Apalagi banyak komputer yang sakit (tidak berfungsi, red). Bagaimana kita mau terapkan itu,” bebernya.

Selain itu, terkait rencana pemerintah yang hendak menerapkan full day di semua sekolah, juga sangat tidak memungkinkan diterapkan di SMAN 1 Sakti. Lagi-lagi alasannya adalah persoalan fasilitas yang sangat kurang. Mushola belum ada, demikian air bersih tidak pernah tersedia karena sekolah berada di daerah kering.

“Untuk permasalahan air bukan masyarakat dan petani saja yang mengalaminya. Namun permasalahan air bersih juga dialami oleh pihak sekolah. Namun kita mau berbuat apa? Kita tidak mempunyai dana untuk mengatasinya,” keluh Sahnun.

Namun kebijakan baru, dengan diambilnya seluruh SMA yang ada di daerah ke provinsi, pihaknya berharap akan terjadi perubahan. Paling tidak berbagai kebutuhan sekolah yang selama ini masih kurang, bisa terpenuhi. (cr-wan)

Komentar Anda