Siswi SMAN 1 Keruak Jadi Korban Pelecehan Seksual

SELONG – Sejumlah siswi SMAN 1 Keruak diduga menjadi korban pelecehan seksual. Kasus dugaan pecelehan seksual ini terbongkar setelah salah satu orang tua korban angkat bicara.

Kasus ini bermula ketika sejumlah siswi tidak bisa mengikuti salat berjamaah karena sedang menstruasi. Untuk memastikan apakah siswi tersebut benar menstruasi atau tidak, mereka diminta menempelkan kapas ke kemaluan mereka. “ Anak saya dan beberapa temannya diminta oleh anggota OSIS untuk menempelkan cotton bud ke bagian alat vital dengan dalih mengetes menstruasi atau tiddak,” ungkap salah satu orang tua siswi kepada koran ini kemarin.

Anaknya harus mengikuti perintah pengurus OSIS itu. Padahal sebelumnya siswi telah berupaya meyakinkan diri bahwa mereka memang sedang berhalangan untuk salat. Pengurus OSIS berdalih apa yang mereka lakukan adalah perintah wakil kepala sekolah bidang kesiswaan setempat inisial M.”Karena merasa terancam makanya anak saya sampai melakukan itu. Kalau anak saya tidak mau maka akan dilaporkan ke Waka tersebut dan juga diancam akan diberikan hukuman,” ungkapnya.

Baca Juga :  SMAN 1 Keruak Bantah Ada Pelecehan Seksual, Ini Kejadian Sebenarnya

Cara yang tidak pantas seperti ini membuat anaknya malu. Bahkan sampai menjadi bahan bully oleh siswa yang lain. Korban sampai menangis saat menceritakan kejadian itu ke orang tuanya. “ Apa yang dirasakan oleh anak saya ini kemungkinan dirasakan juga oleh siswa lainnya yang diperlakukan sama,” tutupnya.

Waka Bidang Kesiswaan SMAN 1 Keruak, M, ketika dikonfirmasi tak memberikan tanggapan saat dihubungi koran ini. Plt Kepala SMAN 1 Keruak Mujitabe mengatakan setelah mendapatkan informasi terkait hal ini pihaknya langsung memangggil Wakasek M dan pembina OSIS. Dari pengakuan mereka, apa yang dilakukan itu sudah biasa. Kejadian bermula ketika para siswa- siswi akan melaksanakan salat asar berjamaah.

Tapi sebagian siswi mengaku berhalangan karena sedang menstruasi. Untuk membuktikanya, siswi disuruh masuk ke WC atau kamar mandi untuk mengecek benar apa tidak dengan dikawal oleh anggota OSIS perempuan. Di dalam kamar mandi siswi itu diberikan kapas untuk memastikan benar menstruasi apa tidak.” Ketika saya tanya Pak Waka M memang benar seperti itu. Kadang pakai kapas terkadang juga pakai cotton bud. Tapi yang kawal mereka OSIS yang perempuan,” tutupnya.

Baca Juga :  SMAN 1 Keruak Bantah Ada Pelecehan Seksual, Ini Kejadian Sebenarnya

Ketua Komisi II DPRD Lotim Waes Al Qarni mengecam keras perbuatan tidak pantas dan tercela yang terjadi di lingkungan pendidikan ini.

Jika itu benar kata dia, maka sudah jelas itu termasuk perbuatan asusila. Untuk itu ia meminta Dinas Dikbud NTB untuk segera turun melakukan investigasi dan mengambil tindakan tegas. Bahkan Kepsek harus dievaluasi. “ Kita minta supaya dugaan pelecehan seksual terhadap siswa ini diselesaikan melalui jalur hukum.

Meskipun SMA itu di bawah naungan Dikbud Provinsi NTB tapi ingat lokus kejadiannya itu adalah satuan pendidikan yang berada di Lombok Timur. Korbannya juga anak Lombok Timur, jadi kita harus lindungi. Oknum Waka itu juga harus bertanggungjawab secara sosial dan hukum,” tegas Waes.(lie)

Komentar Anda