Siswa Miskin Belajar di Kandang Kambing

Mutu Pendidikan NTB Masih Jauh Tertinggal

Ketidak mampuan mengakses pendidikan ke sekolah mewah lantaran jarak sekolah dengan rumahnya jauh. Ia harus menggunakan sepeda motor, membayar uang pendaftaran, membeli seragam sekolah, belum lagi persiapan membeli buku, dan keperluan sekolah lainnya. Begitu besar biaya sekolah yang harus dikeluarkan membuat orang tuanya tidak sanggup menanggung beban biaya sekolahnya. “Kalau kami sekolah di sini semua serba gratis, termasuk juga uang pendaftaran, bahkan pakaian kami diberikan,” terangnya.

Belajar di tempat yang tidak layak, tentu ia merasa minder dengan teman-teman sekolah di tempat mewah. Bahkan, ia sering diejek dengan sebutan bersekolah di kandang bembek atau sekolah darurat. Meski ejekan itu sering dilontarkan, ia tidak putus asa dan justru lebih bersemangat menuntut ilmu. Karena baginya mencari ilmu bukan dilihat tempat. “Kita tetap semangat belajar walaupun tetap diejek. Kita mencari ilmu tidak melihat tempatnya tapi kita ilmunya. Makanya, kami ingin buktikan siapa yang paling sukses kelak,” katanya optimis.

Baca Juga :  15 SMP Sederajat Siap UNBK di Kota Mataram

Melihat kondisi sekolah yang memprihatinkan, Simanto berharap kepada pemerintah agar segera membangunkan gedung yang layak. Selain itu, diharapkan ada jurusan pariwisata tidak seperti sekarang masih membuka jurusan IPS. “Kami harap segera ada gedung sekolah yang layak,” harapnya.

Baca Juga :  Jajanan Anak Sekolah Perlu Diawasi

Sementara itu, pengurus sekaligus guru Yayasan Al-Furqon NW Bayan, Marzuki menjelaskan, sekolah swasta ini ada empat ruangan yang menggunakan tembok bambu, kayu, dan atap seng seadanya. Ke empat ruangan digunakan untuk proses belajar mengajar, yaitu ruang pertama siswa SD sebanyak 18 orang, SMP 18 orang, dan SMA ada 10 orang, termasuk ada juga PAUD yang pisah lokasi sekolah. “Kalau ruang kecil itu digunakan sebagai ruang guru,” jelasnya di lokasi yang sama.

Komentar Anda
1
2
3
4
5
6