MATARAM-Sistem Rujukan Komunikatif Tiga Pilar (Sirukogalar) merupakan inovasi sistem yang mendukung perawatan primer dalam memberikan layanan kesehatan mental. Dalam hal ini, penanganan pasung pada Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dengan harapan dapat menurunkan tindakan pasung. Sehingga mampu dirawat di berbagai layanan kesehatan melalui komsumsi obat secara rutin dan pastinya dapat diterima oleh keluarga dan masyarakat. Dengan tujuan ODGJ sehat berdaya produktif.
Hal itu diungkapkan Direktur Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma (RSJMS) Provinsi NTB, Dr. Evy Kustini Somawijaya, MM pada workshop peningkatan Tim pelaksanaan-kesehatan jiwa masyarakat (TP-KJM) di Grand Legi Hotel Mataram, Selasa (22/10/2019).
Dr. Evy mengatakan, sistem rujukan tiga pilar ini akan perkuat komunikasi antara RSJ, Puskesma dan Masyarakat baik melalui kader kesehatan jiwa maupun langsung pada pasien dan keluarga tidak terputus. Sehingga terapi dapat terpantau dengan baik dan perkembangan pasien pasca pasung/rawat dapat di pantau dengan baik. Dengan demikian diharapkan angka kekambuhan kecil dan pasien lebih berdaya.
“Pengembangan sistem ini, untuk memonitoring pengobaran pasien pasca rawat, dengan demikian pihak rumah sakit dapat mengontrol risiko kambuh atau di pasung lagi,” ungkap Direktur RSJMS NTB itu.
Berdasarkan data dari RSJMS NTB, jumlah pasien pasung hasil penjangkauan berdasarkan kabupaten kota sampai dengan 30 September 2019 sebanyak 56 kasus pasung. Meningkat dibanding kasus pasung yang terjadi pada tahun 2018 yang hanya sebanyak 20 kasus. Namun, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya mengalami penurunan yang sangat jauh. Bahkan sebanyak 332 kasus pasung yang terjadi di tahun 2013 silam.
Karena itu, kata dokter, kasus pasung menjadi masalah kemanusia dan sosial yang harus diminimalisir. Sehingga Pemerintah terus berupaya menargetkan NTB bebas pasung ke depannya. Pihak RSJ akan terus perkuat sosialisasi serta komunkasi antara tim psikiater atau melalui tim ACT RSJ dan atau kelompok swabantu dari tiap puskesma yang tersebar di sepuluh kabupaten kota se-NTB. selain itu, pihaknya juga akan semakin mengembangkan aplikasi inovasi “Makpasol” yang membantu masyarakat atau petugas untuk lapor jika menemukan kasus pasung ditengah masyarakat.
“Manfaat Sirukogalar bagi petugas kesehatan, mereka lebih percaya diri dalam memberikan pelayanan kesehatan jiwa dan rujukan pasien dapat dimonitor oleh puskesma sampai rujuk balik dengan perawatan lanjutan di rumah,” tuturnya.
Selain itu, Sistem ini juga dapat dimanfaatkan untuk menurunkan masalah kesehatan jiwa secara lebih luas lagi. TP KJM kab/kota menjadi wadah koordinatif utama dalam penyelesaian masalah kesehatan jiwa. Masalah kesehatan jiwa semakin luas dan beragam, pasung, ODGJ dan Tentamen Suicide (Percobaan bunuh diri) menjadi masalah utama. Kunci utama untuk mencegah kekambuhan dan mendukung keberhasilan perawatan hingga pasien sehat, beradaya dan produktif adalah keberlanjutan pengobatan. (Man@kominfo)