BIMA – Dinas Perindustrian Provinsi NTB menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Bima dan stakeholder terkait mengadakan kegiatan Road Show dan Talk Show bertema “Strategi Peningkatan Kualitas Komoditi Unggulan dan Diserfikasi Produk Turunannya” bertempat di Taman Panda Kabupaten Bima, Kamis (15/9).
Pemerintah daerah didorong berupaya membangun kemandirian dan pemulihan ekonomi. Salah satu upayanya dengan cara mengembangkan komoditas unggulan daerah dalam rangka sinergitas pengembangan industri di wilayah Kabupaten Bima.
Kepala Dinas Perindustrian Provinsi NTB Nuryanti menyampaikan pentingnya peran stakeholder untuk membangun ekosistem industrialisasi yang di perkuat dari buku hingga hilirnya.
“Beberapa Kepala OPD provinsi NTB serta stakeholders Semua yang hadir merupakan ekosistem industrialisasi, mulai dari stakeholder yang menangani bahan baku seperti pertanian dan peternakan dan perikanan, juga ada dinas dinas yang fokus pada industri olahannya, ada perbankan yang akan menjadi pemodal dan ada beberapa BUMN maupun instansi vertikal seperti BBPOM yang sudah ada di Kabupaten Bima,” kata Yanti dalam acara talkshow roadshow Industrialisasi di Kabupaten Bima, Ketua Umum TP PKK NTB Hj Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah, Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bima, Ketua DPRD Kabupaten Bima, Wali Kota Bima beserta OPD terkait.
Bupati Kabupaten Bima Hj Indah Dhamayanti Putri mengatakan Kabupaten Bima memiliki sejumlah potensi unggulan, diantaranya adalah garam dan bawang, merupakan komoditi unggulan yang dianggap mampu meningkatkan produksi pertanian daerah diperkuat kembali oleh Pemerintah Provinsi NTB. Produk-produk pertanian Provinsi NTB memiliki kualitas yang sangat baik. Bahkan produk pertanian NTB sudah dapat bersaing dengan produk pertanian unggulan luar daerah.
Selain olahan pertanian garam dengan pengolahan tradisional juga menjadi produk yang dihasilkan oleh Kabupaten Bima.
“Selama ini petambak garam masih melakukan pengolahan dengan secara tradisional lantaran masih belum menggunakan geosilator, Dalam hal ini karena banyak petambak yang juga masih memanfaatkan tambak sebagai tempat memelihara udang dan bandeng,” beber Bupati Bima Hj Indah.
Menurutnya, salah satu tantangan dalam menjual garam Bima, yaitu kualitas garam yang belum mampu bersaing dengan garam produk luar. Jika petambak ingin memperoleh hasil yang lebih bagus dari usaha garam ini, tentu mereka harus memliki kualitas produk yang lebih bagus melalui proses yodiumisasi.
Selain garam, komoditas bawang merah juga menjadi atensi Kabupaten Bima. Bawang bima memang sangat terkenal dimasyarakat NTB maupun Indonesia lantaran bawang bima tetap dikirim ke sejumlah wilayah diindonesia pada saat panen tiba. Tetapi sejauh ini belum ada pusat pengolahan bawang karena kadar airnya tergolong cukup tinggi, sehingga sulit untuk diolah menjadi komoditas siap konsumsi seperti bawang goreng.
“Kami berharap kedepannya dinas terkait yang berkolaborasi dengan stakeholder terkait bisa membangun temoat pengolahan produk bawang merah yang berada di bima, sehingga pada saat panen tiba tidak menjadi persoalan lagi,” harap Indah Dhamayanti Putri.
Sementara itu, Gubernur NTB H Zulkieflimansyah yang menjadi salah satu narasumber Talkshow mengatakan bahwa industrialisasi harus dilakukan sebagai kebutuhan bersama. Industrialisasi bukan program gubernur, bukan juga program pemerintah, tapi program masyarakat. Komoditas tradisonal nantinya akan terus bergerak ke sektor industri, bahkan ke sektor ekonomi.
Industrialisasi merupakan salah satu ikhtiar dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat, Menurunkan angka kemiskinan dan meningkatkan ekonomi masyarakat. Industrialisasi bukan konsep yang baru, tapi siapa yang belajar ekonomi pasti mensyaratkan bahwa untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran.
“Mari kita bersama wujudkan NTB Gemilang melalui industrialisasi yang menjadikan masyarakat sejahtera,” harap Gubernur Zul. (luk)