Gerabah adalah salah satu produk unggulan daerah. Gerabah dari Desa Banyumulek, Kabupaten Lombok Barat telah mampu menembus pasar lokal maupun internasional.
Geliat industri kreatif ini mampu menghidupi hingga 80% penduduk desa, menjadi salah satu mata pencaharian utama.
Potensi budaya dan ekonomi yang besar dari industri ini harus dijaga keberlangsungannya. Melalui Skim Pengabdian dari Kemdikbudristek yaitu Pengabdian Pemberdayaan Mitra Produk Unggulan Daerah (PM-UPUD) 2024, Tim pengabdian yang diketuai Dr. Saprini Hamdiani dari FMIPA UNRAM bersama dengan tim yang terdiri dari Dr. Saprizal Hadisaputra, Dr. Siti Raudhatul Kamali serta Dr. Ivon Arisanti dari Universitas Teknologi Sumbawa, serta mahasiswa melakukan pelatihan kepada sekitar 30 orang pengrajin gerabah di Desa Banyumulek.
Kegiatan ini fokus untuk mencari bahan alternatif untuk industri gerabah dan pelatihan pengembangan manajemen usaha kepada UMKM.
Dalam kegiatan pelatihan para pengrajin diberikan pandangan dan ide untuk menggunakan bahan-bahan yang ada di sekitar sebagai bahan campuran tanah liat.
Dari hasil observasi dan survei yang dilakukan oleh tim, terdapat bahan potensial yang dapat digunakan bersumber dari limbah pembakaran gerabah.
Gerabah dibakar dalam tungku yang sangat sederhana dengan menggunakan sampah yang telah kering, jerami, kayu, sabut dan batok kelapa. Limbah ini tidak dimanfaatkan dan menumpuk, berpotensi menimbulkan masalah kesehatan.
Dalam teknologi pembuatan gerabah digunakan tanah liat dan pasir. Limbah abu dapat dimanfaatkan sebagai filler penguat struktur tanah liat. Penggunaan limbah abu dapat mengurangi penggunaan pasir, menghasilkan biaya produksi yang lebih murah, dan produk yang lebih ringan.
Selain itu, penggunaan bahan yang ramah lingkungan akan meningkatkan value dan citra positif industri ini. Semakin banyak teknologi yang diaplikasikan dalam pembuatan gerabah akan meningkatkan ragam dan mendorong diversifikasi produk.
Berbagai inovasi diperlukan untuk membuat industri ini menarik bagi wisatawan. Sehingga, wisatawan tidak hanya membeli, namun juga tertarik belajar proses pembuatan gerabah dari limbah yang tidak termanfaatkan.
Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomis, nilai jual, kualitas serta keunikan gerabah produksi Desa Banyumulek. Selain itu, konsep pemanfaatan limbah abu dapat diaplikasikan seterusnya untuk menjaga kelangsungan industri gerabah serta memperkaya muatan budaya lokal yang melekat pada gerabah.
Sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah, serta masyarakat diharapkan dapat membuat produk unggulan ini semakin berkembang. Menghasilkan ciri khas dari gerabah yang tidak didapatkan di tempat lain di Indonesia. Dari gerabah, melokal dan mendunia, mungkin inilah harapan dan slogan yang pas bagi perkembangan industri gerabah di Desa Banyumulek.