Demi menjaga kesehatan para pegawai dan keluarganya di lingkup Sekretariat Daerah Kabupaten (Setdakab) Lombok Timur (Lotim), Pemkab Lotim secara khusus telah menyiapkan Klinik untuk mengobati para pegawai, berserta keluarganya.
JANWARI IRWAN – LOMBOK TIMUR
KLINIK Khusus kesehatan yang diperuntukkan bagi semua pegawai di lingkup Kantor Bupati Lotim tersebut bahkan telah beroperasi sejak tahun 2014 lalu, dan kini menempati lantai 4 di Gedung Baru Kantor Bupati Lotim. Klinik kesehatan yang kini terlihat masih minim fasilitas ini, mempunyai 7 orang pegawai, terdiri dari 1 dokter, 3 perawat, 1 bidan, 1 Apoteker atau farmasi, dan 1 lagi bertugas sebagai administrasi.
Dari semua pegawai yang ada didalam klinik ini, tentu tidak semuanya berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Hanya dua PNS, dan sisanya masih honorer, yang tentu saja gajinya sangat minim. Namun demi melayani semua pegawai yang ada Gedung Baru Kantor Bupati ini, semua pegawai Klinik tetap bekerja maksimal dan tidak pernah mengeluh.
Seperti disampaikan Duandara Painandri, salah satu perawat yang merupakan lulusan Sekolah Tinggi Kesehatan di Mataram ini, dia bertekad melayani para pegawai beserta keluarganya secara maksimal, agar menjadi pegawai yang selalu sehat, dan bisa melayani masyarakat yang membutuhkan. ”Namanya juga perawat, kita harus siap melayani para pegawai agar selalu sehat dalam bekerja,” ungkapnya tulus.
Semenjak bekerja menjadi perawat, Dara, sapaan akrabnya, mengaku banyak hal yang telah ditemui. Termasuk ketika bekerja di Klinik Khusus pegawai ini, rata-rata keluhan yang dialami para pegawai adalah sakit batuk dan pilek. “Semua penyakit dan keluhan kita layani disini, kecuali rawat inap yang tidak kita layani. Tapi yang paling banyak keluhan adalak sakit batuk dan pilek saja,” ungkapnya seraya tersenyum.
Gadis cantik kelahiran 19 Januari 1992 ini sejak kecil memang telah bercita-cita menjadi perawat. Padahal dalam kesehariannya, Dara sendiri takut kalau melihat darah. Tetapi karena sudah menjadi tuntutan pekerjaan, maka perlahan rasa takut terhadap darah itupun perlahan mulai berkurang. “Kalau dulunya sih saya itu tidak bisa melihat darah. Tetapi karena tuntutan pekerjaan, dan menjadi kebiasaan, maka rasa takut sama darah itu sudah mulai berkurang,” aku Dara.
Meski Klinik khusus di Kantor Bupati Lotim yang berlantai lima ini sudah mulai ditempati, namun berbagai fasilitas dan perlengkapannya masih tergolong minim. Namun yang patut diacungi jempol, adalah bentuk kepedulian Pemkab Lotim terhadap para pegawai, beserta keluarga pegawainya. “Kalau kita lihat fasiltas yang ada, untuk sementara ini kita baru memiliki fasilitas tensi, timbangan, cek kolestrol dan gula darah,” tutupnya. (*)