Siap-Siap!, Premium dan Pertalite akan Dihapus Tahun Depan

Bahan bakar minyak jenis Premium dan Pertalite akan dihapuas tahun 2022. (Dok)

JAKARTA— Tidak lama lagi masyarakat tidak lagi bisa membeli Premium dan Pertalite untuk bahan bakar kendaraannya.

Pemerintah berencana menghapus Premium dan Pertalite pada 2022. Langkah tersebut dilakukan karena Indonesia akan memasuki masa transisi energi, oleh karena itu pemerintah mendorong penggunaan bensin RON 90 sebagai BBM ramah lingkungan.

Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), nantinya bensin dengan RON 90, yakni pertalite, bakal menjadi pengganti premium selama masa transisi.

Kendati begitu, pertalite juga akan dihapus setelah masa transisi selesai.  Seusai BBM pertalite dan premium dihapus, hanya akan ada bensin dengan kadar oktan (Research Octane Number/RON) di atas 91 yang dinilai lebih ramah lingkungan seperti pertamax.   Pasalnya, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui akan peralihan tersebut.

Direktur Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Soerjaningsih menyatakan Indonesia memasuki masa transisi energi. Oleh karena itu, pemerintah mendorong penggunaan bensin RON 90 sebagai BBM ramah lingkungan.

Baca Juga :  TGB Diminta Berlaga di Pentas Nasional

Premium RON 88 akan digantikan dengan pertalite RON 90, sebelum akhirnya kita akan menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan,” kata Soerjaningsih dikutip dari jpnn.com.

Nantinya pertalite juga akan digantikan dengan bahan bakar yang kualitasnya lebih baik. “Dengan roadmap ini, ada tata waktu di mana nantinya kita akan menggunakan BBM ramah lingkungan. Ada masa di mana pertalite harus dry, harus shifting dari pertalite ke pertamax,” ujarnya. Soerjaningsih menegaskan pemerintah akan berusaha meredam gejolak yang timbul di masyarakat terkait proses shifting pertalite ke pertamax. Perubahan dari premium ke pertalite akan mampu menurunkan kadar emisi karbon dioksida sebesar 14 persen. “Perubahan dari pertalite ke pertamax akan menurunkan kembali emisi karbon dioksida sebesar 27 persen,” tegas dia.

Soerjaningsih menginformasikan premium RON 88 saat ini hanya digunakan oleh tujuh negara saja. Volume yang digunakan pun sangat kecil. “Kesadaran masyarakat menggunakan BBM dengan kualitas yang lebih baik menjadi salah satu penyebabnya,” kata Soerjaningsih.

Baca Juga :  MUI: Shaf Salat Berjamaah Kembali Dirapatkan

Bukan anti pada BBM ramah lingkungan, namun kita tetap harus memperhatikan kondisi ekonomi masyarakat,” katanya.

Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto meminta pemerintah memikirkan solusi alternatif BBM murah jika ingin melakukan penghapusan premium. Dia berharap upaya menjaga lingkungan hidup tercapai, namun, beban hidup masyarakat tidak bertambah.

Saat ini, lanjut dia, daya beli masyarakat sedang lemah karena terdampak pandemi Covid-19. Selain itu, belum tentu terjadi pemulihan daya beli masyarakat pada 2022. “Pemerintah harus memiliki rencana buffering dan mitigasinya. Kalau Premium dihapus, apa alternatif BBM murah untuk masyarakat?” kata Mulyanto. Mulyanto pun mempertanyakan, apakah kompensasi atas penugasan Pertamina untuk premium ini dapat dialihkan ke BBM yang tersisa, sehingga harganya menjadi sama dengan harga premium?. “Kalau itu yang dilakukan, saya yakin tidak ada penentangan dari masyarakat,” imbuh Mulyanto. (antara/mcr28/mcr10/jpnn/rl)

Komentar Anda