Siap Jadi Tuan Rumah PON 2028, KONI NTB Target SK Tuntas Maret 2025

MASTERPLAN : Stadion GOR 17 Desember yang bakal direvitalisasi dan sudah masuk di masterplan. (KONI NTB FOR RADAR LOMBOK)

MATARAM – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) NTB, kembali menegaskan kesiapannya menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) NTB-NTT ATAU Nusra Tahun 2028.

Ketua KONI NTB, H Mori Hanafi menyatakan optimis akan kemampuan NTB dalam menggelar event olahraga empat tahunan ini. Dari sisi kesiapan sarana dan prasarana, seperti venue dan unsur pendukung lainnya, sudah mencapai 30 persen, jauh lebih siap daripada NTT.

“Sekarang persiapan kita sudah 30 persen. Sementara waktu tersisa masih beberapa tahun lagi. Jadi kami tegaskan, NTB sudah sangat siap menyambut event ini,” tegas Mori.

Anggota DPR RI ini menjelaskan, terdapat beberapa venue yang sebenarnya sudah siap digunakan beberapa cabang olahraga (cabor) yang akan dipertandingkan di NTB. Salah satunya venue yang berada di area Sirkuit Mandalika. Di lokasi tersebut, kata Mori, terdapat beberapa venue yang sudah siap untuk mempertandingkan tiga cabor, seperti Bermotor, Marathon, dan Skateboard.

Selain di Sirkuit Mandalika, Provinsi NTB akan memanfaatkan beberapa bangunan yang sudah ada untuk venue. Seperti penggunaan Auditorium Universitas Mataram untuk mempertandingkan cabor Muaythai. Kemudian Auditorium Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram untuk cabor karate. Juga menggunakan Ballroom Hotel Lombok Raya untuk cabor sport dance dan esport, serta menggunakan beberapa bangunan lainnya, seperti Teras Udayana dan Gedung Hakka Lombok Barat.

“Semua sudah mendapat izin dari pihak pengelola. Bahkan, dari pusat juga sudah melakukan visit terhadap bangunan yang menjadi venue tersebut,” jelas Mori.

Selain itu, terdapat beberapa venue yang memang harus direnovasi. Di antaranya Stadion 17 Desember atau Gedung Olahraga (Gor) Turida. Gor Turide akan digunakan untuk cabor atletik juga sebagai acara penutupan pelaksanaan PON tersebut.

Baca Juga :  SMAN 3 Mataram Ungguli SMAN 2 Mataram

“Renovasi Gor Turide memakan biaya sekitar Rp500 miliar hingga Rp1 triliun,” kata Mori.

Selain Gor Turide, Stadion Pragas Sumbawa juga bakal pihaknya lakukan renovasi ringan. Stadion ini rencananya untuk cabor panahan. Sementara di Bima direncakan membangun stadion baru untuk volly indoor. Pembangunan venue ini memakan anggaran sekitar Rp200 miliar.

Adapun target SK dari Kemenpora RI di upayakan Maret 2025 sudah tuntas. Keberadaan SK ini sempat menjadi pembahasan beberapa waktu lalu, terkait belum keluarnya Surat Keputusan (SK) Kemenpora tentang Penetapan NTB dan NTT sebagai tuan rumah PON 2028. Benar saja, hingga hari ini, SK tersebut belum keluar, sehingga penetapan NTB dan NTT sebagai tuan rumah PON 2028 belum final. Salah satu alasan SK tersebut belum keluar adalah, karena NTB dan NTT belum menyerahkan Master Plan pelaksanaan PON 2028 tersebut.

Mori membantah, master plan tersebut sudah ada. Bahkan sudah ia serahkan beberapa waktu lalu, namun dikembalikan untuk direvisi.

“Sekarang sudah final (master plan-nya, red). Dalam waktu dekat kami akan serahkan lagi. Master plan tersebut memuat kesiapan venue, masalah anggaran, transportasi, hingga jumlah pertandingan cabor di NTB,” jelas Mori.

Mori menargetkan, SK Kemenpora tersebut akan keluar Maret 2025 mendatang. Keyakinan itu berangkat dari persiapan NTB yang sudah on the track.

“Kita masih punya waktu kurang lebih tiga tahun untuk mematangkan persiapan. Bayangkan, SK Kemenpora untuk PON Aceh-Sumut saja kemarin keluarnya satu tahun sebelum gelaran event,” ungkap Mori.

Baca Juga :  Atlet PPLP NTB Belum Terima Uang Saku

Apabila NTB dan NTT resmi menjadi tuan rumah PON 2028, terdapat 45 cabor. Sebanyak 24 cabor dipertandingkan di NTB dan sisanya di NTT.

Mori menjelaskan, penetapan cabor ersebut sudah berdasarkan kesepakatan Tim 9 dari KONI Pusat. Jumlah cabor tersebut berkurang daripada PON Aceh — Sumut mencapai 65 cabor.

“Itu sudah saran dari pemerintah pusat bahwa jangan terlalu banyak cabor di PON. Sebab, venue-nya mahal. Puluhan miliar bahkan ratusan miliar,” sebut Mori.

Adapun 24 cabor tersebut di antaranya, Panahan (Cabor Olympic), Basket (Cabor Olympic), Dayung (Cabor Olympic), Balap Sepeda (Cabor Olympic), Anggar (Cabor Olympic), Futsal (Cabor Olympic), Golf (Cabor Olympic), dan Senam (Cabor Olympic). Kemudian, Hoki Lapangan (Cabor Olympic), Judo (Cabor Olympic), Menembak (Cabor Olympic), Triathlon (Cabor Olympic), Bola Voli (Cabor Olympic), Panjat Tebing (Cabor Olympic), Skateboard (Cabor Olympic), dan Karate (Cabor Dbon).

Selanjutnya, Fin Swimming (Cabor Seagames), Esport (Cabor Seagames), Soft Tennis (Cabor Seagames), Ski Air (Cabor Seagames), Bermotor (Privilage Tuan Rumah), Muaythai (Privilage Tuan Rumah), Aerosport (Privilage Tuan Rumah), Biliar (Privilage Tuan Rumah), dan Sport Dance (Privilage Tuan Rumah).

Mori menjelaskan, untuk penyelenggaraan PON 2028 membutuhkan anggaran sekitar Rp4 triliun hingga Rp6 triliun. Anggaran tersebut bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

“Pembagiannya, 50 persen APBN, 20 persen APBD I, dan 30 persen APBD II. Kenapa lebih banyak APBD II?, karena yang punya nanti kabupaten dan kota,” pungkas Mori. (rie)