Setnov Tersangka Tak Pengaruhi Dukungan Suhaili

HM Suhaili FT
HM Suhaili FT (SAPARUDIN/RADAR LOMBOK)

MATARAM—Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah menetapkan Setya Novanto (Setnov) sebagai tersangka dalam kasus megaproyek e-KTP yang merugikan negara Rp 2,3 T. Namun hal itu diyakini tidak akan mempengaruhi dukungan Partai Golkar terhadap pencalonan Suhaili FT sebagai calon gubernur NTB. “Dukungan Partai Golkar kepada Pak Suhaili di pilgub sudah final,” tegas Ketua Harian DPD Partai Golkar NTB, Misbah Mulyadi  kepada Radar Lombok, Selasa kemarin (18/7).

Ia menegaskan, Partai Golkar memiliki AD/ ART sebagai pedoman dan acuan dalam menjalankan roda organisasi kepartaian. Dukungan Partai Golkar kepada Suhaili FT sebagai calon gubernur  sudah didasarkan pada prosedur dan mekanisme organisasi yang berlaku di internal partai berlambang pohon beringin tersebut. Jadi, dengan ditetapkan Setnov sebagai tersangka, tidak serta merta mengubah dukungan Partai Golkar kepada Suhaili. “Tidak ada pengaruh bagi dukungan Golkar kepada Suhaili di pilgub NTB,” tegasnya.

Andaipun ada wacana Musyarawah Luar Biasa (Munaslub) untuk mengganti Setnov sebagai ketua umum DPP, tidak mudah. Menurutnya, sesuai AD/ART Partai Golkar Munaslub digelar dengan ada persetujuan 2/3 pengurus DPD I se Indonesia. Sementara dalam rakornas yang diselenggarakan di Denpasar, Bali beberapa waktu lalu, pengurus DPD I se -Indonesia sudah berikhtiar dan berkomitmen menjaga kesolidan, kekompakan dan mengawal hingga akhir masa jabatan Setnov sebagai ketua umum DPP pada tahun 2019.

Baca Juga :  Najamuddin Terus Pepet PDIP dan Hanura

“Munaslub tentu membutuhkan biaya dan pertimbangan- pertimbangan makro secara politik dan tidak gampang dilakukan. Pemilik suara di Munas atau Munaslub ada di daerah,” tandasnya.

Ia pun memastikan, jajaran pengurus DPD I dan DPD II se-NTB tidak terpengaruhi dengan ditetapkan Setnov sebagai tersangka. Partai Golkar di NTB tetap fokus melaksanakan kerja-kerja politik untuk menghadapi kontestasi di Pilkada serentak 2018.

Diyakini, elektabilitas maupun citra calon yang  didukung dan diusung Partai Golkar di pilkada serentak 2018 tidak akan berpengaruh. Terlebih, Partai Golkar adalah sebuah parpol tidak tergantung pada personal tokoh tertentu. Partai Golkar adalah parpol dibangun dan diperkuat dengan struktur dan suprastruktur organisasi kepartaian.

Ketua juru bicara pemenangan Suhaili FT, Chris Parangan menegaskan, dukungan Partai Golkar kepada Suhaili FT dari kapasitas institusi atau kelembagaan partai bukan dari kapasitas Setnov sebagai pribadi. Karena itu, ditetapkan Setnov tersangka di KPK, tidak ujug – ujug membatalkan dukungan Partai Golkar kepada Suhaili FT sebagai calon gubernur NTB.

Baca Juga :  Ali Sakti Berpihak kepada Masyarakat Berpenghasilan Rendah

“Iya, kebetulan tanda tangan SK dukungan adalah Setnov. Setnov pun tersangka dalam kapasitas sebagai pribadi dan bukan dalam kapasitas sebagai ketua umum,” ucapnya, seraya mengibaratkan SK dukungan Partai Golkar kepada Suhaili FT seperti SIM ditandatangani Kapolres tidak serta dicabut meski kapolres diganti.

Terpisah, kader Partai Golkar NTB lainnya yang juga mencalonkan diri di pilkada NTB, Ahyar Abduh mengaku perihatin dengan ditetapkannya Setnov sebagai tersangka.‘’Saya prihatin terhadap kasus yang menimpa pimpinan partai,’’ katanya, Selasa kemarin (18/7).

Namun untuk perubahan dukungan Partai Golkar di pilkada NTB , diakuinya tidak mudah. Ada mekanisme yang mesti ditempuh. Tetapi, Partai Golkar tentu mendengarkan aspirasi dan dinamika yang berkembang baik dari kader sendiri maupun masyarakat.

Ahyar sendiri mengaku masih yakin bisa diusung Partai Golkar. Peluang untuk diusung Partai Golkar tahun 2018 mendatang pada pilkada NTB masih terbuka lebar.  ‘’Saya  semakin intens lakukan komunikasi dengan DPP Golkar, maupun partai politik lain,’’ akunya. Diketahui Ahyar Abduh dengan para mantan pimpinan partai Golkar cukup dekat. Seperti Akbar Tanjung, Abu Rizal Bakri dan Jusuf Kalla.(yan/dir)

Komentar Anda