Setiap Hari Jumat Warga Miskin Gratis Makan

KEDAI DATU : Abdul Jabar bersama istri pemilik Kedai Datu di Jalan Dr Sutomo yang memiliki program makan gratis bagi masyarakat tidak mampu (sudir/Radar Lombok)

Sejumlah kafe dan restauran mulai menjamur di Kota Mataram. Namun berbeda dengan ‘’Kedai Datu’’ di Jalan Dr Sutomo Kelurahan Rembiga. Konsep zaman dulu salah satu tonjolan khasnya serta cara berbagi kepada masyarakat tidak mampu.

 

 


SUDIRMAN-MATARAM


               

Banyak cara dilakukan  pengusaha agar terus eksis dalam usahanya. Salah satunya,seperti Abdul Jabar pemilik‘’ Kedai Datu’’ yang berlokasi   di Jalan Dr Sutomo Kelurahan Rembiga ini. Dia memiliki konsep unik dalam mengembangkan usahanya ini.

Saat masuk kedai ini salah satu yang menonjol yakni, nuansa seperti zaman dahulu. Interiornya ditata dengan konsep tempo dulu. Foto-foto tempo dulu tentang Lombok maupun Sumbawa tergantung di dinding kafe ini.

Pemilik Kedai Datu, Abdul Jabar mengatakan, benyak kafe maupun restauran mengusung konsep modern. Namun ia tetap menekankan  nuansa zaman dulu.  Kedai dengan dua lantai ini telah diatur sedemikian rupa. ''Seperti  di lantai bawah, kami ingin pembeli masakan Sumbawa merasakan nuansa Sumbawa dengan latar koleksi foto-foto zaman dulu.  Sedangkan untuk lantai dua dibuat agak nge-pop untuk menjaring pembeli dari kalangan anak muda. Jadi kedai datu memiliki dua nuansa berbeda, untuk dua  segmen pelanggan,’’ katanya kemarin.

Nama kedainya ini  terinspirasi dari beberapa sejarah di Pulau Lombok dan Sumbawa. Kedai Datu dipilih karena unik dan  dapat dengan mudah  dikenal  masyarakat.

Selain interior dan menu yang disajikan, yang menarik kebiasaan Abdul Jabar berbagi dengan warga tidak mampu. Di kedia ini,  terpasang sebuah tulisan bagi kalangan warga yang tidak mampu diberikan makanan secara gratis setiap hari Jumat.

Program berbagi dengan warga tidak mampu ini dimulai sejak kedai ini mulai beroperasi. Menurut Jabar, banyak warga yang kesusahan. Karena itu, melalui usahanya ini dia ingin berbagi walau itu hanya dalam bentuk makan gratis.  Program ini disambut  antusias masyarakat. Setiap hari Jumat, ada saja warga dari kalangan tidak mampu mampir untuk makan.

Jabar pun memberikan pelayanan seperti layaknya pelanggan lain. Tidak ada perbedaan pelayanan termasuk jenis makanan. Dirinya juga tidak menetapkan syarat bagi warga tidak mampu untuk makan di kedainya.  ‘’ Itu program berbagai sebagai bentuk perhatian kepada masyarakat tidak mampu,’’ ucapnya.

Jabar  melakoni  bisnis kuliner sejak lama. Sebelum mendirikan kedai ini, dia berbisnis kuliner secara online. Pemesan akan diantarkan langsung ke alamatnya.  Masakan yang selalu disajikan  masakan lokal, masakan Sumbawa dan Lombok.  ''Setelah berkembang serta mendapatkan modal yang mencukupi baru membuat Kedai Datu,'' tuturnya.(*)

Komentar Anda