
SELONG – Sekretaris Utama (Sektama) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat Tavip Agus Rayanto menghadiri pemberian santunan ke janda, duafa dan keluarga berisiko stunting dalam bentuk bantuan paket sembako bertempat di Ponpes Assunnah Bagik Nyaka Kecamatan Aikmel Lombok Timur, Selasa (21/2).
Kegiatan tersebut dirangkaikan dengan pelantikan pengurus Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) dan pelantikan pengurus Dapur Sehat Atasi Stunting (Dahsyat). Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh pejabat BKKBN Provinsi NTB, Asisten I Pemprov NTB, Kadis DP3AKB Lombok Timur, pimpinan Forkompinda, Kades, pengurus Ponpes Assunah dan ratusan warga penerima santunan. Ponpes Assunah sendiri satu- satunya Ponpes di Lombok Timur yang telah keempat kali ditunjuk sebagai Ponpes bapak asuh stunting.
Dalam sambutannya Sektama BKKBN Pusat Tavip Agus Rayanto memberikan apresiasi ke Ponpes Assunah yang telah ikut berperan membantu pemerintah dalam upaya menekan angka stunting di NTB dan lebih khususnya Lombok Timur.” Ini merupakan sumbangan yang sangat luar biasa,” kata Agus.
Angka kasus stunting di NTB lanjut dia, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya terbilang mengalami peningkatan. Berdasarkan rilis yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan, angka stunting di NTB dari sebelumnya 31,4 persen naik menjadi 32,7 persen.” Kalau di Singapura angka stuntingnya hanya 5 persen. Sedangkan kita di Indonesia angka stunting 21,6 persen,” bebernya.
Jika stunting ini terus dibiarkan maka hal tersebut tentunya akan mempengaruhi kemajuan Indonesia di waktu mendatang. Terlebih lagi penduduk usia produktif di Indonesia atau dengan kata lain bonus demografi semakin besar. Jika bonus demografi itu tidak bisa dikelola dengan baik tentunya akan menjadi beban bagi negara. Begitu pun sebaliknya, kalau bisa dikelola dengan baik maka Indonesia diprediksi akan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi nomor 5 terbesar di Indonesia.” Karenanya Pak Presiden selalu menekankan pentingnya program stunting. Soalnya ini menyangkut pemimpin masa depan,” ujar Agus.
Agus membeberkan terkait dengan orang – orang yang punya risiko stunting. Diantaranya ibu usia produktif yang sedang hamil. Dalam upaya mencegah stunting makanan sehat tidak cukup hanya diberikan ke anak namun juga penting bagi ibu hamil. Sehingga bayi yang dilahirkan juga ikut menjadi sehat.” Berikutnya yang punya risiko tinggi stunting adalah bayi usia 0 sampai 23 bulan atau 1000 hari pertama kehidupan. Selanjutnya yaitu orang yang melahirkan terlalu muda. Makanya pencegahan usia pernikahan dini juga terus digencarkan oleh pemerintah,” ungkapnya.
Karenanya kegiatan yang dilaksanakan ini merupakan salah satu ikhtiar untuk mencegah stunting. Terlebih lagi pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah mengalokasikan anggaran untuk pemberian makanan tambahan ke pada mereka yang punya risiko stunting.
Sementara itu Mudir Mahad Ponpes Assunnah Ustad Abdullah Husni Lc menambahkan pemberian santunan untuk janda, duafa dan keluarga berisiko stunting merupakan yang keempat kalinya. Kegiatan seperti diharapakan akan bisa terus berlanjut . Terlebih lagi Ponpes Assunah telah mendapatkan amanah dari pemerintah sebagai bapak asuh stunting.”Amanah yang telah diberikan oleh negara semoga kita terus mampu mengembannya” terangnya.(lie/adv)