Serangan Hama Tikus Resahkan Petani

SELONG—Para petani di beberapa desa di Kecamatan Pringgasela mulai resah dengan serangan hama tikus. Ini sudah terjadi sejak beberapa hari lalu, namun beruntung serangan hama tikus ini datang ketika sebagian besar petani sudah mulai memanen tanamannya.

Kasi Pengendali Hama dan Penyakit (PHP) Dinas Pertanian dan Peternakan Lotim, Kamal Marsudi mengatakan, untuk sementara ini ancaman serangan hama tikus  ditemukan di Desa Batu Tambun, dan Desa Pringgasela Induk. Serangan hama seperti ini sudah biasa terjadi saat memasuki musim panen.

Ancaman hama tikus terjadi lanjutnya, disebabkan karena sejumlah faktor yang ada disekitar. Diantaranya faktor lingkungan yang kotor, pola tanam yang tidak teratur, dan keberadaan kali (sungai). “Disekitarnya banyak kandang, sehingga banyak tempat tikus bersembunyi,” ungkapnya, Kamis kemarin (11/8).

Baca Juga :  Baru 2.803 Hektar Lahan Petani Terdaftar Asuransi

Selain itu, faktor alam juga menjadi salah satu penyebab serangan hama tikus. Karena akhir-akhir ini keberadaan hewan yang biasa memangsa tikus sangat jarang ditemukan.

Diakui, serangan hama tikus sangat berbahaya bagi tanaman petani. Karena selain memakan dan memotong tanaman, tikus juga memakan biji tanaman padi. “Kalau untuk hama tikusnya, kita hitung lubang aktifnya. Bukan menghitung populasinya,” beber Marsudi.

Menyikapi persoalan ini, pihaknya langsung bergerak cepat untuk melakukan pencegahan, agar keberadaan hama tikus tidak semakin meluas. Sejumlah upaya telah dilakukan, seperti memberikan penyuluhan ke masyarakat dan petani terkait upaya pengendalian tikus.

Salah satunya mengajak masyarakat untuk membersihkan lingkungannya. “Lingkungan yang kotor dibersihkan, salah satunya kandang sapi. Karena disana  banyak kandang sapi,” lanjutnya.

Baca Juga :  Petani Bawang Merah Keluhkan Harga Jual yang Murah

Selain itu, upaya lainnya juga dilakukan dengan cara gropyokan (menangkap tikus). Cara ini, petani akan diajak untuk membunuh tikus secara berkelompok. Jika pola tersebut tidak membuahkan hasil, maka alternatif terakhir yaitu dengan cara diberikan racun. Bahkan sebelumnya juga telah dibagikan racun tikus kepada para petani. “Sebanyak 80 kilogram racun tikus sudah kita bagikan,” sebutnya.

Untuk sementara ini lanjutnya, baru dua desa di Pringgasela yang ditemukan ada serangan hama tikus tanaman petani. Sementara di wilayah lainnya di Lotim diakui  belum ada laporan yang diterima dari petugasnya dilapangan. “Hanya serangan hama tikus saja. Kalau hama lain seperti wereng sudah berhasil kita basmi,” pungkas Marsudi. (lie)

Komentar Anda