Sepi Pengunjung, Pelaku Wisata Senaru Rugi

Wisata Senaru
Pintu masuk pendakian Gunung Rinjani di Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara. Sejak gempa Juli 2018, jalur ini ditutup untuk umum hingga sekarang karena alasan keamanan. (DOK/RADAR LOMBOK)

TANJUNG — Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB bersama Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Utara (KLU) harus cepat mencari solusi untuk menggiatkan kembali wisata di Senaru, Kecamatan Bayan. Kalau tidak, pelaku wisata di sana semakin merugi akibat masih sepinya wisatawan.

Seperti diketahui, dampak gempa Juli-Agustus 2018 masih dirasakan oleh para pelaku wisata di Desa Senaru. Hal itu diperparah dengan pendakian ke Gunung Rinjani yang belum juga dibuka melalui pintu masuk Senaru. “Kondisi Senaru saat ini terlihat mati suri. Kunjungan wisatawan semakin sepi yang menyebabkan pelaku wisata merugi,” ungkap Anggota Forum Citra Wisata Senaru, Adi kemarin (9/1).

Selain Rinjani, di sekitar Senaru ada juga wisata Air Terjun Sendang Gila, namun itu juga masih sepi. Beberapa kali pelaku wisata meminta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB untuk membuka kembali jalur pendakian dari Senaru. Tetapi masih belum bisa sesuai arahan Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR). “Bulan Desember banyak permintaan yang naik, tapi belum diberikan izin,” katanya.

BACA JUGA: Melihat Ritual “Rowah Segare” Masyarakat Desa Kuta

Seperti diketahui, Balai TNGR memberikan rekomendasi pendakian melalui Jalur Aik Berik, Lombok Tengah. Diharapkan untuk pendakian melalui Senaru juga bisa disegerakan.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata KLU, H. Muhammad mengatakan, pemerintah daerah sudah menawarkan ke Balai TNGR untuk membuka pendakian hingga ke Pelawangan, untuk sekadar melihat sunrise dan sunset. Hanya saja, Balai TNGR masih tetap menutup jalur Rinjani hingga 2020. Hal itu dilakukan Balai TNGR demi keselamatan wisatawan yang mendaki, karena perlu memperbaiki jalur yang rusak akibat gempa. (flo)