Sentralisasi Pelatda Bunuh Kreativitas Cabor

H.Ahmad Rusni (ABDI ZAELANI/RADAR LOMBOK)

MATARAM—Ketua Keluarga Olahraga Tarung Derajat (Kodrat) NTB, Ahmad Rusni, menganggap model pelatda senteralisasi yang dilakukan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) NTB membunuh kreativitas semua cabor.  Pihaknya menginginkan agar Pelatda didesentralisasikan.

‘’Kita mengusulkan kepada KONI  NTB agar memberikan kepercayaan kepada cabor dalam bentuk desenteralisasi, bukan senteralisasi. Mengingat yang mempunyai atlet adalah cabor itu sendiri,’’ ucapnya, Rabu (12/7).

Saat ini, jelasnya, sistem yang dilakukan KONI NTB dianggap keliru. Karena tidak memberikan kepercayaan kepada semua cabor yang dinanungi. Padahal sejatinya KONI NTB hanya perpanjangan tangan dari semua cabor untuk memfasilitasi bukan mengambil alih pekerjaan cabor.

Baca Juga :  Enam Atelit Beridge Loteng Berlaga di Jakarta

Dijelaskan, desentralisasi mempunyai makna tersendiri bagi cabor. Desentarlisasi  akan menghidupkan semua cabor dibawah KONI. Sentralisasi disebutnya hanya akan memangkas kreativitas cabor.

Terpisah, Kepala Bidang Pembinaan Prestasi (Bimpres) KONI NTB, Wibowo Budi Santoso menanggapi, model sentralisasi yang ditangani KONI dianggapnya lebih baik ketimbang desentralisasi. Model sentralisasi disebutnya tidak hanya berlaku tahun ini, tapi sudah jauh dari tahun-tahun sebelumnya.

Baca Juga :  Pembebasan Penggunaan Pemain Asing Tak Efektif

‘Pengalaman kita justru ketika model desentralisasi diterapkan justru hasilnya lebih parah,” jelasnya.

Sementara itu, pelatih atletik Pelatda NTB, Kapten Muhdar mengatakan, model sentralisasi jauh lebih baik ketimbang desentralisasi. Namun demikian, sosok ini tidak memaparkan alasan-alasan pendukungnya.

“Sebenarnya yang lebih bagus sentralisasi jika dibandingkan dengan desentralisasi,’’ tutupnya. (cr-adi)

Komentar Anda