

PRAYA – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Lombok Tengah memastikan keberadaan gedung sentral pencucian sarang burung walet yang telah dibangun di depan Bandara Internasional Lombok (BIL) yang anggarannya bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Kementerian Perindustrian RI ini sudah difungsikan. Gedung yang menelan anggaran Rp 7 miliar itu memang dari tampak luar kelihatan sepi karena para pekerja di gedung tersebut berada di dalam dan tertutup. Hal ini untuk memastikan kualitas sarang walet yang dibersihkan di tempat tersebut bisa terjamin sehingga aktivititas lokasi pengelolaan dianggap harus tetap steril.
Hal ini disampaikan Kabid Perindustrian di Perindag Lombok Tengah, Baiq Yuliana Sapriani, ada sekitar 50 tenaga kerja yang tetap bekerja di lokasi sentral pencucian sarang burung walet ini, karena alat yang digunakan cukup canggih dan aktivitas pekerja berada di dalam membuat lokasi tersebut tanpak sepi dari luar gedung. “Tenaga kerja berada di dalam untuk melakukan produksi, karena para pekerja sedang mencabut bulu walet. Sarang walet inikan ibaratnya berlian putih dan harga satu kilo saja sarang walet yang sudah dibersihkan di sentral pencucian sarang burung walet ini mencapai Rp 20 juta. Kalau sarang walet yang masih kotor atau ada bulunya kisaran harga Rp 10 juta per kilo,” ungkap Baiq Yuliana Sapriani, Kamis (9/11).
Untuk membersihkan bulu-bulu di sarang burung walet ini harus dilakukan dengan teliti. Inilah yang membuat para pekerja harus terkonsentrasi di dalam ruangan dan setiap ruangan juga dibatasi dengan berbagai terali. “Luar dalam ruangan ada terali. Awalnya terserap 50 tenaga kerja di lokasi itu, tapi hari ini ada pengurangan. Yang jelas lokasi pencucian sarang burung walet ini tetap beroperasi,” ungkapnya.
Bahkan pihaknya mengaku jika sebelumnya para pekerja di lokasi itu sudah dikirim untuk studi banding ke Bogor. Studi banding ini agar para pekerja lebih memahami atau menambah skil dalam hal pencabutan bulu walet. “Saat ini juga ada pengelola yang diberikan SK pengelolaan. Jadi kalau kesana kelihatan sepi dari luar karena memang aktivitas berada di dalam, makanya kapan-kapan kita kesana untuk melihat secara langsung aktivitasnya,” tambahnya.
Sebelumnya, Plt Kepala Disperindag Lombok Tengah, M Zarkasi menerangkan, sentral pencucian burung walet dengan nilai proyek hingga Rp 7 miliar lebih itu telah mulai digunakan atau sudah mulai berproduksi. Bahkan gedung sentral pengolahan burung walet tersebut, kini sudah dikelola pemda setelah pemerintah pusat melakukan serah terima.
“Gedung sentral sarang walet yang merupakan proyek dari Kementerian Perindustrian tersebut, telah diserahkan kepada pemda dan telah ditunjuk petugas untuk pengelolaannya. Makanya saat ini sudah mulai berperoduksi, karena sudah ada petugas yang ditempatkan disana untuk melakukan pengelolaan,” ungkapnya.
Dikatakan, potensi usaha sarang burung walet di wilayah Kabupaten Lombok Tengah memang terkenal cukup banyak dan sangat menjanjikan, sehingga pemerintah pusat mengalokasikan dana untuk pembangunan sentral pengolahan sarang burung walet tersebut untuk memanfaatkan potensi walet yang ada di berbagai wilayah di daerah itu. “Sehingga pembangunan gedung tersebut diharapkan dapat meningkatkan pengembangan sarang burung walet dan bisa memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat Lombok Tengah.
Bahkan kedepan tidaknya hanya pengusahan sarang burung walet itu saja, tetapi ini untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat secara umum,” tambahnya.
Lebih jauh disampaikan bahwa pembangunan sentral pengolahan burung walet itu telah rampung dikerjakan pada Desember tahun 2022 sesuai kontrak.
Anggaran pembangunan gedung sentral pengolahan sarang burung walet itu mencapai Rp 7 miliar. Selain itu, sentral pengelolaan sarang burung walet itu juga dilengkapi berbagai fasilitas dalam hal pengelolaan sarang walet. Semua fasilitas tersebut sudah tersedia saat ini dan sudah bisa difungsikan. “Sarang walet mentah juga bisa dibawa ke sentral pengolahan sarang walet ini.
Kemudian ditempat itu, akan di olah untuk berbagai jenis makanan dan minuman. Sehingga para pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) juga direncanakan ada yang standby di lokasi itu untuk mengelola. Dengan adanya sentral pengolahan sarang walet diharapkan bisa berdampak terhadap pengurangan angka pengangguran atau membuka peluang kerja bagi masyarakat,” tegasnya. (met)