Sensasi makan di tengah laut sambil menikmati embusan angin laut menjadi daya tarik lesehan seluas 1 are itu. “Ada saja yang singgah makan, terutama hari libur,’’ tutur Muhsan kepada Radar Lombok belum lama ini.
Menu makanan di lesehan ini beragam tapi semuanya makanan laut.Yakni, udang, cumi-cumi, kepiting, ikan dan lobster. Makanan disajikan dalam kondisi sangat segar, karena langsung dibudidayakan dan ditangkap di keramba nelayan di sekitar kawasan tersebut. Kesegaran sajian makanan laut menjadi keunggulan lesehan tersebut.
Muhsan menuturkan, lesehan terapung itu dibangun dengan biaya sebesar Rp 160 juta. Omzet diperoleh pun terbilang cukup besar berkisar Rp 7 ribu hingga Rp 1 juta perhari. Bahkan, pada hari libur saat wisatawan berkunjung ke kawasan tersebut cukup ramai, omzet diperoleh pun bisa tembus Rp 2, 5 juta hingga Rp 3 juta perhari.
BACA JUGA : Kampung Mantar, Nuansa Pedesaan Yang Masih Alami dan Lestari
” Biasa akhir pekan ketika kunjungi banyak omzet bisa mencapai Rp 2 juta lebih,” ungkapnya.
Pelayanan cepat, ramah, serta kepuasan pengunjung menjadi prioritas. Ia pun sudah memiliki karyawan tetap sebanyak 6 orang. Tatkala pengunjung cukup banyak, ia pun turut mempekerjakan warga sekitar untuk membantu memberikan pelayanan. Mereka akan dibayar Rp 150 ribu perhari.