Semester I-2016 Perbankan Syariah Tumbuh Negatif

MATARAM – Perkembangan usaha syariah untuk lembaga perbankan syariah di Provinsi Nusa Tennggara Barat di semester I tahun 2016 ini kurang membanggakan. Bahkan kecenderungannya terjadi tumbuh negatif baik itu bank umum syariah maupun BPR Syariah.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi NTB, Yusri menyebut kondisi usaha perbankan syariah di NTB pada semester I (Januari-Juni) tahun 2016 ini memprihatinkan. Tidak sebanding dengan potensi pasar yang begitu besar di Provinsi NTB yang mayoritas penduduk muslim.

“Semester I tahun 2016 ini perbankan syariah di NTB tumbuh negatif,” kata Yusri  Kamis kemarin (18/8).

Dari data OJK Provinsi NTB menyebut bahwa untuk aset perbankan syariah di NTB justru tumbuh negatif yakni minus 1,56 persen. Begitu juga dengan penarikan untuk dana pihak ketiga (DPK) dari masyarakat perbankan syariah di NTB juga mengalami tumbuh negatif minus 4,79 persen. Sumbangan yang cukup besar yang mempengaruhi pertumbuhan negatif untuk DPK perbankan syariah ini adalah di tabungan yang minus mencapai 10,55 persen.

Baca Juga :  DMI NTB Bentuk 14 Koperasi Syariah Berbasis Masjid

Untuk penyaluran pembiayaan oleh lembaga keuangan syariah di NTB pada semester I-2016 hanya mampu tumbuh 5,17 persen. Sementara untuk non performing financing (NPF) perbankan syariah di semester pertama tahun 2016 mencapai 5,90 persen terjadi penurunan jika dibandingkan dengan NPF Desember tahun 2015 sebesar 6,45 persen.

Dari data tersebut menunjukan sosialisasi dan pendekatan kepada masyarakat yang langsung berhubungan menjadi nasabah di lembaga perbankan syariah di NTB masih kurang dilakukan oleh lembaga perbankan tersebut. Padahal, jika melihat potensi pasar yang begitu besar di NTB, maka seharusnya pertumbuhan keuangan syariah di NTB jauh lebih besar, bukan sebaliknya tumbuh negatif seperti sekarang ini.

Baca Juga :  MUI Dukung Industri Keuangan Syariah

Yusri menyebut dari sisi infrastruktur dari perbankan syariah di NTB sudah memadai  dan tidak ada masalah. Begitu juga dengan masalah prodeuk yang ada di setiap lembaga perbankan syariah juga sudah lengkap sesuai kesbutuhan masyarakat. “Seharusnya usaha bank syariah di NTB itu berlari kencang dengan masyarakatnya yang religius. Produk apapun yang diinginkan masyarakat sudah ada di perbankan syariah,” ujarnya. (luk)

Komentar Anda