Selly Bantah Bawang Putih Cina Beredar di Pasaran

BAWANG CINA: Inilah produk bawang putih impor dari Cina yang kini banyak beredar di pasaran NTB, termasuk di Pasar Mandalika, Kota Mataram (DOK/RADAR LOMBOK)

MATARAM—Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB melalui Kepala Dinas Perdagangan NTB, Hj. Selly Andayani, membantah pengakuan para pedagang di Pasar mandalika, Kota Mataram, kalau peredaran barang produk asal Cina merambah hingga hasil pertanian, seperti komoditas bawang putih yang kini banyak beredar di Pasar Mandalika.

Selly mengungkapkan, hingga kini pihaknya sendiri belum mendapatkan laporan terkait beredarnya isu tersebut. Dia bahkan mengatakan, kalau sejak awal tahun tidak ada bahan Sembako dan lainnya yang diimpor. ”Tidak ada itu kalau impor. Saya belum mendapat laporan. Kita malah melakukan ekspor hasil pertanian keluar daerah,” bantahnya kepada Radar Lombok, Jum’at kemarin (3/3).

Awalnya dia sempat percaya dengan isu yang beredar, bahwa ada bawang putih impor dari Cina. Namun setelah ditelusuri, ternyata itu adalah permainan pengepul, yang mendatangkan antar daerah. ”Saya dulu kalau beli bawang putih, awalnya sering beli yang impor. Namun bawang putih impor hanya besarnya saja, rasanya tidak enak. Itu pun bukan dari luar negeri, tapi antar pulau,” tambahnya.

Namun seandainya barang impor asal Cina benar-benar terjadi, maka dia mengaku juga tak bisa membendung. Lantaran itu merupakan keputusan dari pemerintah pusat. Pemprov NTB tentu tidak bisa melarang, karena ditakutkan nanti ketika melarang impor, maka barang lokal juga bisa ditolak dipasaran luar negeri.

”Kita tidak bisa intervensi juga, apalagi itu kan urusan pusat, dan sudah mekanisme pasar. Kalau kita larang, takutnya nanti barang kita juga dilarang dijual diluar,” tambahnya.

Baca Juga :  Panen Raya, Harga Bawang Merah Anjlok

[postingan number=3 tag=”bawang”]

Pihaknya sendiri hingga kini masih melakukan pengecekan, terkait keberadaan bawang putih asal Cina tersebut. Dia juga melakukan komunikasi dengan pihak Bandara (LIA), pihak karantina tumbuhan lembar maupun Pelindo. “Kalau laporan yang saya terima malah kita yang melakukan exspor, bukan menerima dari luar,” tambahnya.

Kendati ada isu tersebut, bahwa sebenarnya itu juga tergantung dari masyarakat sendiri. Kalau mereka lebih senang barang impor, tentunya akan banyak barang-barang impor yang akan masuk dipasaran. ”Ini malah saya baca di Radar Lombok, para pedagang justeru lebih senang menjual bawang putih impor, karena katanya lebih murah. Tapi sebenarnya kalau masalah rasa, tentu lebih enak bawang Sembalun (lokal), meskipun kecil,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, bahwa para pedagang di Pasar Madalika, Kota Mataram, dengan terang-terangan mengakui kalau mereka lebih memilih menjual bawang putih impor, dibandingkan lokal. Selain lebih murah, ukurannya juga lebih besar.

Seperti Ibu Murji misalnya, wanita asal Mamben, Lombok Timur ini bahkan mengakui kalau hampir setiap minggu dia membeli dari pengepul untuk bawang putih asal Cina hingga mencapai puluhan juta rupiah. Dia membeli bawang putih dengan merk Kujhoi Super Garlic tersebut dari salah seorang pengepul dengan harga per karungnya sebesar Rp 600 ribu.

Baca Juga :  Bawang Putih Cina Banyak Beredar di Pasar

“Biasa disini lebih banyak yang menjual bawang putih asal luar negeri. Karena harganya lebih murah, dan cepat kita dapat. Saya saja dalam satu minggu bisa mengambil bawang putih hingga dua kali dari pengepul, karena cepat laku terjual,” ungkapnya kepada Radar Lombok ketika dijumpai di Pasar Mandalika, Kamis lalu (3/2).

Dijelaskan, dalam setiap karung bawang putih asal Cina seberat 20 kg itu, dia menjual bawang putih tersebut secara eceran mulai dari harga Rp 31 ribu hingga Rp 33 ribu per kg untuk bawang jumbo. Sementara untuk bawang yang berukuran lebih kecil dijual dengan harga Rp 30 ribu hingga Rp 31 ribu per kg. ”Setiap kilonya kita bisa untung dari Rp 5 ribu hingga Rp 6 ribu,” ujarnya.

Sedangkan jika dibandingkan dengan harga bawang putih asal Sembalun atau lokal, harga per kg bisa mencapai harga 40 ribu. Itupun kalau dilihat secara kasat mata, penampilan bawang impor asal Cina jauh lebih indah dan besar, dibandingkan bawang lokal. ”Kalau saat ini bawang putih asal Sembalun dan Bima jarang datang. Baru hari ini ada, dan tampilan bawangnya juga masih lebih bagus yang impor dari Cina,” ujarnya. (cr-met)

Komentar Anda