Usia senja tidak menghalangi Hj Siti Aisiyah melakukan advokasi dan aksi sosial lainnya. Sudah banyak warga di Kelurahan Punia Kecamatan Mataram Kota Mataram yang dibantu.
ZULFAHMI–MATARAM
Saat ditemui di kediamannya di Lingkungan Karang Kelayu Kelurahan Punia Kecamatan Mataram,perempuan berusia tua tengah berdiri depan pagar rumahnya. Saat itu dia baru selesai salat Duhur. Lokasi rumahnya berada di tengah-tengah pemukiman padat.
Pelan-pelan ia mulai menuturkan kiprah sebagai Kelompok Konstituen (KK) yang dibawah binaan BaKTI MAMPU NTB. Perannya sebagai KK sudah ia lakoni sejak beberapa tahun terakhir ini.Sebagai pegiat sosial, ibu yang kini berusia 52 tahun ini aktif memberikan sosialisasi berkaitan dengan pelatihan keterampilan kepada para perempuan, sampai membantu masyarakat dalam memenuhi hak-hak dasarnya seperti mengurus mendapatkan akta kelahiran, Kartu Tanda Penduduk (KTP) hingga ke Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Belum lama, ada tiga orang warga dari Lingkungan Punia Karang Kelayu dan Karang Kateng jadi korban penjualan manusia yang akan dikirim ke Singapura. Ia baru tahu begitu calo datang menjemput tiga perempuan yang berusia 28 tahun, 24 tahun dan 21 tahun dan akan dipekerjakan ke Singapura sekitar pukul 24.00 Wita. Dia curiga, kalau mau jadi TKI kenapa berangkatnya malam-malam." Saya tanya ke kerumunan warga ada apa ramai-ramai malam-malam di pinggir jalan," tuturnya Selasa kemarin (1/11).
Dari pertanyaan itu ia mendapatkan informasi ada warga yang akan berangkat menjadi TKI malam itu juga. Karena rasa curiga yang tinggi, ia memberanikan diri bertanya kepada calo yang membawa tiga perempuan tersebut. Pekerjaanya sebagai pedagang di pinggir jalan, tepatnya di Jalan Airlangga depan Kantor Dinas Koperasi dan UMKM membuat dirinya tahu kejadian pada malam itu." Saya bertanya mereka mau kemana, kenapa berangkat malam?," tanyanya.
Oleh calo ia dijawab mereka mau diberangkatkan ke Singapura melalui Batam oleh salah satu PPTKIS di Lombok Tengah. Untuk sementara mereka akan ditampung dulu di Lombok Tengah. Hj Aisiyah lantas tidak percaya begitu saya, iya terus bertanya. Sampai-sampai calo tersebut dibuat emosi." Kapasitas ibu sebagai apa tanya macam-macam," hardik calo itu pada dirinya.
Ia menjelaskan kalau dirinya sebagai warga wajib tahu akan dibawa kemana dan mau apa ketiga perempuan itu. Namun pada malam itu juga tiga calon TKW ini tetap dibawa ke Lombok Tengah.
Usaha untuk menyelidikinya tidak putus begitu saja. Ia lalu meminta bantuan beberapa orang polisi yang biasa mangkal di tempat jualannya serta keluarga TKW untuk mengikuti mobil yang membawa calon TKW itu. Akhirnya disana semua terbongkar, ternyata mereka akan dikirim menjadi TKW illegal ke Singapura melalui Batam." Anggota buser dan keluarga mengikuti dari belakang dan disana semuanya terbongkar," katanya.
Dari tiga perempuan yang diberangkatkan, dua berhasil dipulangkan atau digagalkan menjadi korban. Sedangkan satu orang yang masih gadis berhasil dikirim dan saat ini informasinya gadis itu berada di Batam." (Calon TKW) dua janda satu gadis. Yang janda berhasil digagalkan," tuturnya.
Dikatakan, calon TKW yang masih gadis itu beberapa kali sempat upload foto di facebooknya dengan berpakain seksi. Tapi dirinya tidak bisa pastikan apakah ia bekerja sebagai asisten rumah tangga atau tempat lain." Tapi sekarang facebooknya sudah tidak aktif lagi, " tuturnya.
Saat ini selain aktif sebagai KK, Aisiyah juga masih tercatat sebagai tenaga kontrak dari Bank Dunia, kontrak kerja program sosial sampai tahun 2019 nanti." Saya masih kontrak dengan Word Bank," ungkap pensiunan guru ini.(*)