PRAYA—Akibat banjir bandang yang menerjang berbagai wilayah selatan Pulau Lombok, termasuk Desa Beleka Kecamatan Praya Timur berdampak signifikan. Dampak signifikan dirasakan SDN Beleka.
“Murid kami terpaksa tidak bisa melaksanakan kegiatan belajar mengajar seperti biasanya. Pasalnya seluruh ruangan belajar para murid tersebut tergenang lumpur dan air,” kata Kepala SDN Beleka, Rasman, Senin (20/11).
Agar bisa belajar seperti biasa, jelasnya, Senin kemarin murid-murid sekolah ini diajak bergotong royong. Langkah ini dilakukan untuk membersihkan lumpur-lumpur yang masih berserakan.
Hujan dengan intensitas tinggi tersebut, jelasnya, membuat semua ruangan digenangi air dan lumpur. Tidak itu saja, akibat banjir tersebut membuat tembok pembatas di sekolah itu roboh. Praktis, ada kerugian sekitar puluhan juta rupiah yang ditinggalkan oleh banjir tersebut.
“Untuk sementara, kegiatan belajar mengajar belum bisa kita laksanakan. Karena kita masih membersihkan lumpur yang masuk di ruang belajar. Terlebih juga saat ini banyak bangku yang sudah rusak akibat air yang begitu deras,” ungkapnya.
Ditambahkanya, dengan masuknya air bercampur lumpur membuat masing-masing ruangan di sekolah kotor. Akibatnya, bangku dan meja di kelas harus dikeluarkan untuk dibersihakn seperti semula.
Dijelaskanya, saat ini jumlah murid yang ada di sekolah tersebut mencapai 144 orang. Semua murid terpaksa harus ikut terlibat dalam membersihkan sekolah dari sisa-sisa banjir tersebut.
“Tapi mudah-mudahan besok (hari ini) bisa aktif lagi belajar. Namun kita belum bisa memberikan solusi terhadap buku-buku pelajaran yang basah akibat banjir tersebut,” jelasnya.
Lebih jauh disampaikan, hujan yang menyebabkan banjir pada malam hari tersebut, membuat pihak sekolah tidak bisa menyelamatkan dokumen- dokumen penting milik sekolah. Pasalnya semua pegawai saat kejadian sudah berada di rumah masing-masing.
Dengan adanya kejadian tersebut, pihaknya berharap agar ada perhatian pemerintah daerah (Pemda) meninggikan pondasi bangunan sekolah. Pasalnya, banjir yang melanda sekolah tersebut sudah sangat sering terjadi namun hingga kini belum menemukan solusi. (cr-met)